More Pisang Please ...

≈ MaKlumat ≈

Terhitung Mulai Tanggal 9 Juni 2009, Kelima blog (beserta seluruh Kontennya) atas nama Mbah MD sudah dilimpahKan Kepada CiPung aKa PungguK KooKKaburra.

Sebagai pewaris tahta Kerajaan KooKKaburra Bisnis Inc. THUS pemiliK tunggal (pemegang 100% saham) PungguK KooKKaburra (selanjutnya disebut "Owner"), memiliKi tanggung jawab dan Kewenangan sepenuhnya terhadap blog-blog tersebut.

MaKlumat ini dapat diubah dalam waKtu seKonyong-Konyong tanpa pemberitahuan sebelum dan sesudahnya.

ttd.

Owner
≈ PungguK KooKKaburra ≈

Sunday 3 February 2008

Buah Nangka Berselimut Karung Goni

(Kookkaburra - Old Gum Tree)

Di b’lakang rumah ada pohon jambu
Pohon jambu sangat tinggi
Buahnya banyak sebesar kepalku
Aku suka sekali …

Itu adalah potongan lagu kanak-kanak yang masih Kookkaburra ingat, entah siapa pencipta lagu tersebut. Sambil mendendangkan lagu inilah Kookkaburra teringat akan pohon nangka yang ada di depan rumah. Pohon nangka tidak tinggi. Buahnya banyak lebih besar dari kepalaku. K%K suka sekali …

Pohon itu sudah tidak ada lagi. Tapi KoKo AV – Taipei untuk Ki Ageng mengingatkan Kookkaburra dengan pohon nangka penuh kenangan itu. Buah semangka berdaun sirih mungkin merupakan hal yang “biasa.” Adalah tidak biasa apabila ada buah nangka berselimut … karung goni, lagi! Kisah berikut ini Kookkaburra tulis pada saat bertengger di Old Gum Tree, keh, keh, keh.

Syahdan, meskipun dulunya setiap buah yang masih melekat di pohonnya itu tidak dibuntel dengan jaket musim dingin ala Mbah-nya AV - Taipei, akan tetapi Emak Kookkaburra selalu menyelimuti setiap buah nangka yang mulai memasuki masa pubertas dengan karung goni – yap, karung goni bekas beras jatah PNS. (Dengar-dengar sekarang jatah beras diterima dalam bentuk uang?)

Kookkaburra tidak tahu apa alasannya sehingga buah-buah yang sudah mulai “montong” menggelembung itu di tutup atau dibungkus rapat dengan goni – hmm … seperti Dewi Bulan yang sedang hamil muda saja. Apakah untuk menghindari para tetangga dari godaan-godaan yang menyesatkan? Apanya yang sesat? Bagaimana tidak sesat apabila dari dari bentuknya saja sudah menggoyahkan iman. Jackfruit atau buah nangka kami ini memang istimewa. Dalam keadaan matang dan siap panen atau siap gugur, bentuknya bulat, bundar dan kencang. Apabila bagian kulit luar durian mempunyai duri (**lah iya lah – celetuk Mbah MD**) nangka mungkin memiliki bulir-bulir yang, pada kasus Nangka K%K, semakin matang buahnya semakin datar atau pipih bulirnya. Apa lagi keunikan nya? Karena sebegitu shemog-nya body si Nangka ini sampai-sampai buahnya (buah nangka looh) merekah dengan sendirinya dan tersibaklah kulit dagingnya yang cerah bak kuning telur, di sela-sela serabut-serabut buah nangka yang tidak jadi. Rasanya, tentu saja manis bak baklava berselimut pistachio.

Kadang-kadang daging buahnya sampai berwarna kecoklatan seperti mendapat efek “suntan”. Hal ini disebabkan karena daging buah nangka yang kuning mulus ter-ekspose juga dengan sinar matahari, meskipun diberi tabir surya bermerek “goni”. Secara logika, pecahnya buah nangka yang matang di pohon ini mungkin disebabkan oleh padatnya isi biji berbalut daging nangka yang tebal dalam tiap-tiap buahnya. Tetapi bisik-bisik tetangga mengatakan bahwa pasti dulunya pohon nangka kami itu pernah dipanjat oleh perempuan. Hah? Sudahlah, tolong jangan disebar-luaskan namanya juga “katanya … katanya …”

Selain bentuknya yang begitu menggoda, harumnya Nangka K%K dapat tercium sampai keseluruh gang (**hiperbola**). Apabila ada arisan bulanan atau ada tamu jauh yang mampir ke rumah, Nangka Goni itu hampir selalu menjadi pembicaraan. Bagaimana tidak? Lha pohonnya pas di depan jendela ruang tamu. Apalagi ketika teras depan sempat dirombak dan ditinggikan sehingga pohon tersebut semakin rendah seolah-olah tumbuh di teras yang sudah diubin. Anak-anak saja dapat dengan mudah menjangkau buah nangka tersebut. Buahnya yang banyak dan matangnya buah yang tidak serentak membuat pohon nangka itu sepertinya berproduksi saja sepanjang tahun. Hampir seluruh tetangga dekat secara merata sudah pernah mencicipi Nangka K%K. Akan tetapi Emak Kookkaburra terkadang pilih-pilih bulu juga. Ada keluarga/tetangga tertentu yang tentunya ketiban nangka ekstra. Nah orang-orang yang mana sajakah? Orang-orang yang bertindak sebagai intel, semisal Bu Sudin (bukan nama sebenarnya) yang anaknya berambut kribo seperti kembang gula (nggak enaklah ya … membandingkan rambut manusia dengan rambut/bulu hewan, meskipun menurut kita hewan itu “cantik” dan menggemaskan.) Terus mengenai Bu Sudin?

Oh iya, Bu Sudin kerap membuat laporan ke Emak Kookkaburra seperti: “Bu … nangka nya sudah harum.” Atau “Bu, tadi ada anak main layangan dan colak-colek nangka Ibu.” Nah pernah ada tetangga baru yang tinggalnya pas di samping rumah laporan-laporannya nya terdengar lebih heroik. Terus terang sampai sekarang Kookkaburra tidak tahu nama dari Ibu atau Bapak tersebut, tetapi di keluarga kami, keluarga tersebut dikenal dengan “Par Sayur” (artinya orang yang jualan sayur.) Once upon a time … pada suatu hari … gugurlah si Nona Nangka dan nyempluk dihadapan Ibu Par Sayur. Tak lama kemudian ada sekelompok anak remaja tanggung dari kampung sebelah dan mau meringkus si Nangka. Kontan Ibu Par Sayur mencegat mereka dan dari warung kecil itu pun terbetiklah berita bahwa si Nona eh si Nangka diselamatkan dari jarahan penyamun. Ujung-ujung nya Ibu Par Sayur mendapat jatah potongan nangka.

Sebenarnya ke-terkenal-an Nangka si Emak bukan cuma sebatas di mulut gang saja. Walaupun belum tersiar sampai manca negara dan tidak terlacak di google scholar, Dr. Nangka asli Indonesia spesialisasi karung goni ini sering menginjakkan kaki di Ibukota negara Indonesia, Jakarta, yang sudah tidak lagi disebut Batavia itu looh. Konon, kalau ada produksi berlebih dan ada famili yang terbang ke Jakarta, si Nangka pun diselundupkan dalam kontener plastik. Untuk siapa lagi kalau bukan untuk saudara-saudara Kookkaburra. Sebenarnya yang ngotot mengirim itu si Emak, bukan karena ada yang minta. Yaa … itulah kebanggaan si Emak terhadap si Nangka, yang pohonnya rajin disiram sama air cucian daging atau ikan. Agar supaya berbuah tebal dan manis, ada pantangan yang dipercaya dan dipatuhi oleh Emak yaitu tidak pernah memetik nangka muda untuk dijadikan sayur. Kalau mau masak sayur kari nangka (kami tidak bisa dan tidak biasa masak gudeg) Emak membeli nangka muda di pasar, yang sudah dikuliti tentunya.

Kenangan lain tentang nangka? Tentu saja bijinya yang pada jaman dahulu oleh Emak direbus dicampur garam sedikit dan jadilah camilan masa muda. Ooooh nangka ... itulah sekelumit cerita tentang dirimu.

(Artikel dikirim via email pada hari Tue, 6 Nov 2007 04:41:56 -0800 (PST) dan diterbitkan di KoKi edisi Insiden Finlandia, Nostalgia SMA, Wanita & Korupsi - Cerita Kehidupan, Jumat 09 November 2007 9:48 wib.)

Note: One photo added by Mbah MD

No comments: