More Pisang Please ...

≈ MaKlumat ≈

Terhitung Mulai Tanggal 9 Juni 2009, Kelima blog (beserta seluruh Kontennya) atas nama Mbah MD sudah dilimpahKan Kepada CiPung aKa PungguK KooKKaburra.

Sebagai pewaris tahta Kerajaan KooKKaburra Bisnis Inc. THUS pemiliK tunggal (pemegang 100% saham) PungguK KooKKaburra (selanjutnya disebut "Owner"), memiliKi tanggung jawab dan Kewenangan sepenuhnya terhadap blog-blog tersebut.

MaKlumat ini dapat diubah dalam waKtu seKonyong-Konyong tanpa pemberitahuan sebelum dan sesudahnya.

ttd.

Owner
≈ PungguK KooKKaburra ≈

Monday 8 June 2009

KoKi Post

~ Official Avatar (as of September 2009) ~

Sudah “akan” terbit pada tanggal 1 Juni 2029! Akan tetapi publikasinya hanya terbatas dalam Komunitas BurHan, Khik~KhiiK~Khiiik. KoKi Post akan diresmikan dan diedarkan secara terbuka untuk umum pada tanggal SEMBILAN Juni 2029 tepat pada jam SEMBILAN pagi waktu OWL Gum Tree.

Silent readers are welcomed. No Subscription required.

Many thanks,

On behalf of Mbah MD
≈ CICIT ≈

Sunday 7 June 2009

Mission Accomplished!

~ Mbah MD - Old Gum Tree ~

Mengingat dengan cinta …

Me-lupa-lupa-ingat bahwa “Mbah MD is K%K's fictitious grandfather who likes to spend the day sitting on the bench, reading, daydreaming & having an intercourse with nature.”

Menimbang kebebasan berekspresi setiap insan manusia ...

Meyakini bahwa kata/ucapan akan menjadi "indah" apabila konsisten dengan perbuatan …

Mempercayai bahwa CJ (dan bahkan suatu Komunitas) harus menjunjung tinggi hak cipta, meng-copas dengan mempertimbangkan intelektual property, mem-forward dengan santun dan menjalankan netiquette dengan sehat. (Silahkan baca link yang lebih singkat di SINI.)

Mengingat bahwa berdasarkan tanggal email yang ada di file Mbah, Dari tanggal 22 April 2006 - artikel pertama dengan subject email: "Posting Pertama Untuk KoKi: Maling Lampu Sepeda dan Kunci "D") s/d tanggal 16 January 2008 - artikel terakhir dengan subject email: Turut Berduka Cita (untuk Oca), secara sadar, ikhlas dan sukarela kami telah mengirim beberapa artikel melalui satu alamat email. Semua artikel dan foto-foto kami kirim ke email resmi/kantor Zeverina yang beralamatkan @kompas.com untuk dimuat HANYA di KoKi Kolom Kita KOMPAS.com dimana dulu Z pernah duduk sebagai Pengelola KoKi. (Artikel Zadul itu dapat dibaca di blog pribadi kami dengan tag Kookkaburra-di-KoKi.)

Sehubungan dengan ditutupnya KoKi Kompas Komuniti dengan resmi pada tanggal 1 Mei 2009, misi Mbah di The Late Kookkaburra SUDAH SELESAI dan dengan ini Mbah mengumumkan secara resmi bahwa:

Terhitung Mulai Tanggal 9 Juni 2009 keempat "Taman" Mbah Taman Patung, Taman Safari, Taman Pelangi, Taman Bacaan termasuk The Late Kookkaburra ini, akan dilimpahkan ke Cicit Mbah dengan resmi. Artikel ini adalah postingan Mbah yang terakhir di The Late Kookkaburra (1988 – 2008). Selanjutnya fungsi create article blog The Late Kookkaburra akan DITUTUP. (Mbah masih akan eksis dan menulis "di TAMAN" dan blog "Kookkaburra" masih dapat dibaca publik.)

Perlu Mbah tegaskan bahwa penutupan blog The Late Kookkaburra ini adalah murni inisiatif Mbah sendiri tanpa dicampuri oleh pihak lain. Keputusan ini adalah final dan tidak dapat diganggu gugat.

Mungkin setelah dua puluh tahun Mbah akan balik nulis lagi. Mendirikan Kerajaan Kookkaburra Bisnis Inc. dan menerbitkan Surat Kabar Warga. Keh keh keh … Mudah-mudahan Cicit bisa mewujudkan impian Mbah ini. Cepat gede ya … Cit. Semoga Cicit nantinya berkenan untuk mengulang desain blog yang sama, dengan warna dasar COKLAT yang sangat delicious yang akan membangkitkan KENANGAN INDAH tentang KoKi Zadul, tentang greetings, tentang trip Mbah ke negeri LoveTalk, tentang “Easy Sunday Morning”, tentang peniti, tentang Benazir etc. … etc. Oooooh ... those good old days ............

Terima kasih Z, KoKi, Kokiers, Silent Readers and last but not least Cucu2 semwuah ...mwah ...

AU REVOIR, mBeeeby ;)
~Mbah MD~

Monday 1 June 2009

Selamat Berpetualang!

~ Mbah MD - Old Gum Tree ~




Lupa Lupa Tapi Ingat by Kuburan
Source: rakarockraka@Youtube.com

LOGO: SEBUAH IDENTITAS!

~ Mbah MD - Old Gum Tree ~

Your Highness Zeverina, selamat dan sukses atas peluncuran website independen nya. Salut juga untuk “konsistensinya” menggunakan logo KoKi dengan “Bola Pelangi” tanpa “Kepala PrabuKoKi” yang memakai topi juru masak. Mungkin tak ada yang tau dengan persis kenapa Kepala Prabu/chef itu “dipenggal”? (Padahal seperti yang tertulis di Bikin Logo KoKi, Prabu mengharuskan ada gambar juru masaknya: “Dan ini yang penting: harus ada gambar “chef’ nya“.) Mbah sendiri nggak punya jawabannya, cuma mau menganalisanya sedikit.

Kurang lebih setahun yang lalu, pada saat pembuatan Logo KoKi-Kompas Komuniti, Zeverina mengatakan bahwa pihak manajemen Kompas tidak setuju dengan logo karya PrabuKoKi. Sebagai gantinya, Kompas akan membuatkan logonya. Meskipun Logo buatan PrabuKoKi akhirnya disetujui, ada persyaratan yang diajukan oleh Kompas. Artinya keberadaan Logo itu sudah “DICAMPUR-TANGANI” oleh Kompas dan sudah sewajarnya lah JIKA logo tersebut dapat “membangkitkan luka lama”. Luka bahwa KoKi “dipaksakan” sebagai kepanjangan dari Kompas Komuniti. KoKi dengan logo yang bagi sementara orang “memberikan imaginasi buruk”? Imajinasi tentang ditutupnya KoKi secara "sepihak"? Imaginasi mengenai Kompas paska pemberangusan? Kalau sudah begitu kenapa bersikeras menggunakan logo lama yang merupakan identitas KoKi-Kompas Komuniti tersebut? Kenapa semua seperti mengalami amnesia? Helooooo …. KoKi sudah ditutup dengan resmi pada tanggal 1 Mei 2009. Dan Penggagas KoKi sudah mengundurkan diri dengan resmi dari Kompas dimana KoKi sudah dibekukan.

Dalam proses negosiasi logo Bola Pelangi, penggagas KoKi bersikeras menggunakan kata KoKi sebagai Kolom Kita. Sementara itu pihak Kompas menawarkan kepanjangan baru: Kompas Kita, yang akhirnya DISEPAKATI bahwa KoKi adalah singkatan dari Kompas Komuniti. Kompas tentu saja punya pertimbangan tersendiri untuk menyebut KoKi dengan label Community, sementara Pengelola KoKi-Kompas.com “menuntut” keikut-sertaan SiJei dalam logo tersebut. Artinya … terjemahkan sendiri, keh keh keh. Berikut ini kutipan “proses negosiasi” Community vs Citizen Journalism.

"Jum'at 4 April, ketika menerima kiriman email "Logo KoKi" versi hitam & merah, dari kantor, warna biru yang tadinya hanya kadang-kadang terbersit, akhirnya malah menguasai pikiran. Dalam revisi yang diajukan kemudian, selain mempersoalkan warna yang tidak sesuai, moderator meminta identitas "Citizen Journalism" diikutsertakan dibawah Logo KoKi, serta nama "Kompas Kita" dikaji ulang. Dua hari pertama belum ada tanggapan, dan yang pasti nama "Kompas Kita" sudah diputuskan dalam Rapat Pimpinan, kalau mau diubah lagi satu-satunya jalan harus melalui Pemimpin Redaksi. Dalam percakapan sambil lalu dengan boss nomor 1 itu, pertanyaan dijawab begini, "Lho katanya kamu ingin tetap mempertahankan nama KoKi, yang paling pas ya singkatan dari "Kompas Kita". Sayangnya, momennya tidak pas untuk berdiskusi lebih jauh" (Dikutip dari All I Need is Blue – Zeverina).

Dari pemaparan yang berbelit-belit ini, kira-kira bisa nggak kita katakan bahwa KoKi bagi Kompas adalah suatu Community, sementara bagi penggagasnya KoKi adalah Citizen Journalism. To make a long story short, oleh segelintir orang, KoKi IDENTIK dengan COMMUNITY dan bagi mayoritas KoKiers, KoKi IDENTIK dengan CITIZEN JOURNALISM. Sebenarnya, seberapa penting peranan IDENTITY bagi seseorang? Bagi komunitas? Bagi suatu partai politik? Bagi website CJ? Bisakah kita menyederhanakan konsep ini dengan mengatakan “Identity is in the eye of the beholder?”

Identitas pada hakikatnya menanyakan “WHO” (untuk orang) atau “WHAT” (untuk benda). Menurut Open University, The subject, ‘I’ or ‘we’ in the identity equation, involves some element of choice, however limited. Maksudnya si “I” atau si “WE” inilah yang menentukan identitas-nya/mereka yang tentu saja melibatkan pilihan. Pilihan-pilihan ini tentu saja berhubungan dengan bagaimana “I/WE” menilai dan mengidentifikasikan dirinya dan bagaimana orang lain menilai atau mengidentifikasikan “I/WE.” Seperti yang dijabarkan dalam situs Openlearn tsb:

"The link between myself and others is not only indicated by the connection between how I see myself and how other people see me, but also by the connection between what I want to be and the influences, pressures and opportunities which are available. Material, social and physical constraints prevent us from successfully presenting ourselves in some identity positions – constraints which include the perceptions of others."

Dengan mengintip website NewKoKi, yang tidak (belum?) kelihatan visi dan misinya, tidak jelas kiblatnya – Community atau CJ atau kombinasi keduanya – dan dengan mengingat betapa “ribetnya” pemberian nama dan identitas, masa depan seperti apa yang akan diharapkan dari “Komunitas” ini?

“Komunitas” Tanpa Identitas (Yang Jelas)? Keh keh keh …

Dalam petisi yang diajukan KoKiers kepada Edi Taslim, yang mewakili pihak manajemen Kompas, artikel yang diposting oleh “koki” mengumumkan keberatan mereka tentang IDENTITAS komunitas mereka:
“Kami mewakili KoKiers dari 166 negara ingin menyampaikan beberapa hal berkenaan diberangusnya RUMAH KAMI bersama yang bernama Kolom Kita (bukan Kompas Komunitas yang dipaksakan!)”
Identitas apakah sebenarnya yang Mbah maksud?

Ada beberapa hal yang ingin Mbah garis-bawahi disini: Seingat Mbah, sejak KoKi memasuki “MANSION” dengan logo “Bola Pelangi”, KoKi yang DULUNYA singkatan dari KoKi-Kolom Kita, SUDAH BERGANTI identitas menjadi KoKi, Kompas Komuniti, yang sebenarnya nggak gitu “dipaksakan” amat. Penggunaan identitas ini, singkatan nama KoKi berikut logo Bola Pelangi sudah menjadi IDENTITAS BARU dan sudah berlaku dan dipakai dengan senang hati oleh Komunitas/CJ KoKi, tanpa protes atau keberatan. Pertanyaannya: Kenapa baru setelah KoKi resmi ditutup pada tanggal 1 Mei Komunitas/CJ KoKi melayangkan keberatannya melalui Petisi yang ditulis pada tanggal 2 Mei? Bukankah tindakan ini mirip dengan tindakan seseorang yang mengubah akte lahir setelah orang yang bersangkutan meninggal dunia? Keh keh keh …

Kalaulah pada saat itu tak ada yang menyatakan protes dan tak dapat berbuat banyak karena KoKi harus tunduk pada Kompas.com, kenapa IDENTITAS KoKi yang berbeda-beda masih juga diwujudkan dalam bentuk pernak-pernak KoKi? Silahkan lihat koleksi foto yang ada di Multiply PrabuKoKi.

Sekurang-kurangnya ada dua kendaraan roda empat yang menggunakan dua identitas KoKi yang berbeda. Ada satu mobil dengan nomor plat Z3VI yang memakai identitas KoKi dengan huruf “KKI” berwarna biru. Sementara pada kendaraan dengan N 30 NK, aksara “KKI” muncul dengan warna putih disertai tulisan biru “Kompas Komuniti”. Siapakah orang-orang yang telah mencetak, mengedarkan, menempel dan menggunakan Identitas KoKi tersebut? Silent Readers? Non KoKiers? Dapatkah mereka kita katakan sebagai KoKiers yang DIPAKSA(KAN) memakai label “Kompas Komuniti”? Keh keh keh … jawaban ditulis di selembar kertas dan dikumpulkan pan kapan ajah … (Waktu mencetak stiker tersebut KoKiers tidak dalam keadaan terpaksa kan? Keh keh keh …)

Mbah nggak bisa memastikan apakah pemilik mobil bernomor Z3VI adalah mantan Pengelola KoKi-Kompas, dimana Logo KoKi yang ditempel pada mobilnya TIDAK mengandung kata-kata “Kompas Komuniti”. Mbah juga nggak bisa mastiin apakah alasan missing-nya kata Kompas Komuniti di mobil tsb dikarenakan pemilik mobil Z3VI itu tidak setuju dengan penggunaan kata yang mengandung Kompas itu. Pernyataan Moderator KoKi-Kompas dalam kutipan di bawah ini menegaskan bahwa Zeverina – Moderator, penulis artikel All I need is Blue, secara implisit menyatakan bahwa Zeverina SETUJU - "masih layak disingkat KoKi" (meskipun secara eksplisit diakuinya “maksa banget”.)

“Bagaimana KoKiers? Oke ya? Logo di atas rasanya bisa`mengakomodir semua kepentingan ya, baik dari Kompas.com, KoKiers maupun moderator. Pertama, nama KOMPAS masih diikutsertakan. Kedua, kata "KOMUNITAS" tidak menyalahi kaidah berbahasa, toh masih mengandung huruf K dan I, yang kalau digabung dengan huruf depan KO, masih layak disingkat KoKi (hehe, yang ini maksa banget), dan yang terpenting bernuansa biru, putih, merah, yang terpenting lagi, tulisan "Citizen Journalism" terpampang jelas.” (All I Need Is Blue - Zeverina)

Jadi … bagaimana KoKiers? Karena Zeverina sudah menyetujui penggunaan kata “Komunitas” (Btw, kenapa akhirnya jadi Komuniti ya …?) Kenapa tidak mengajukan petisi kepada Zeverina, selain ke Kompas? Keh keh keh …

Dalam tulisannya Bikin Logo KoKi, Prabu – Jakarta menulis: "Setelah muncul edisi sosialisasi Koki baru itu, siangnya koetilpun Zev, untuk menanyakan, “kenapa tulisan ‘Kompas Komuniti’ masih harus tercetak lagi di page Koki, dan harus menyatu dengan logo Koki?”"Bagaimana jawaban Zeverina mengenai pertanyaan Prabu? Masih menurut Prabu: “Penjelasan Zeverina sih intinya memahami argumenkoe. Cuma katanya, KCM mungkin punya pertimbangan lain.” Kira-kira kalau kita lihat kilas balik peristiwa itu apa ya … alasan KCM (KOMPAS) sebenarnya? Ya … yang namanya juga milik, yang secara masih dibawah payung KOMPAS ya … kudu ditandai donk dengan kata KOMPAS, jadi kalau sewaktu-waktu ada yang mau bawa KoKi-Kompas Komunitas “keluar” dari Kompas, brand-nya mau nggak mau (harus) keikut juga, keh keh keh ...

All I Need Is Blue? All “WE” Need Is A New LOGO!

Mengawali tulisannya All I Need Is Blue, Zeverina – Moderator mengutip David E Carter: "Begitu logo disukai, orang akan melirik. Logo yang memberikan imaginasi buruk, tak seorang pun menghiraukan, meskipun produknya sangat bermutu ...."

Mengingat standard Zeverina yang tinggi, ingin seperti OhmyNews, mengambil model kerjasama CNN dan Time (TAPI BATAL), dan mengingat website-nya yang “mewah” apakah tidak terpikirkan oleh Zeverina untuk membuat logo baru yang memberikan imaginasi yang BAGUS? Meskipun kata-kata Kompas Komuniti bisa dan HARUS dihilangkan karena permintaan dari Kompas, IMAGE dan IDENTITAS KoKi sebagai KOMPAS KOMUNITI tak bisa terhapus begitu saja. Karena ketika negosiasi logo membuahkan kesepakatan bahwa LOGO tersebut harus mengandung kata Citizen Journalism dan kata Kompas Komuniti, ketika itu juga IDENTITAS KOKI sudah dibentuk. Identitas KoKi yang “nempel” di Kompas, lepas dari apakah Kompas itu “baik” atau “buruk.”

Kalaulah paska pemberangusan KoKi, Kompas memiliki image “buruk” dimata KoKiers, bukankah logo KoKi yang identik dengan Kompas Komuniti akan terkena imbas “buruk-nya”? Seandainya ada yang “ngotot” menggunakan logo tersebut … Mbah jadi nggak ngerti apa alasannya. Terlalu gegabah APABILA Mbah katakan bahwa penggunaan logo itu cuma sekedar mendompleng “ketenaran” KoKi-Kompas Komuniti yang ada di Kompas. KoKi yang sudah dibekukan dan sudah “disepakati” merupakan kepanjangan dari Kompas Komuniti.

Meskipun bukan analogi yang tepat, PDI-P ajah yang tetap menggunakan tanggal 10 Januari 1973 sebagai tanggal pendiriannya, menggunakan logo baru si Moncong Putih. Seandainya ini seandainya loh partai PDI-P bubar atau pecah dan partai baru nya ngotot menggunakan logo banteng tapi mengganti “moncong”nya dengan warna lain … apa ya kesannya? Mbok ya … bikin logo baru, identitas baru. MAKE A FRESH START! Intinya meskipun di bagian bawah website tercantum ? 2008 - 2009 KoKi. All rights reserved, sejauh KoKi belum menjadi Trade Mark, KoKi bisa digunakan oleh SIAPA SAJA.

Akhir kata, Mbah mau mengucapkan SELAMAT BERPETUALANG. Sebagai penutup, izinkan Mbah mengutip komentar “YC” yang ada di artikel Congratulations.
YC: " Selamat buat Mamak Zev, juga buat KoKinya yg baru pindahan ke rumah baru....semoga di rumah baru KoKi makin menunjukkan identitas KoKi yg sebenarnya."
Mengamini ucapan YC, Mbah mau menekankan: Tunjukkan Identitas KoKi yang sebenarnya ...

Wednesday 27 May 2009

Romo, Romo, Romo, Ono ... Arsip!

~ Mbah MD - Old Gum Tree ~

Apa kabar penonton? Apa kabar Romo? Masih ingat kan, ketika demi SATU(satunya) artikel KoKi yang pernah ditayang-ulang di Kompas cetak? Pengelola KoKi saat itu ngebela-belain, sesuai toto kromo, untuk “meminta izin” kepada penulis artikel tersebut, padahal pada saat itu KoKi masih “hidup”, masih berada di bawah manajemen Kompas dan penerbitan (ulang) tersebut masih dalam lingkungan perusahaan/penerbitan yang sama?

Romo, Romo, Romo, ketika Arsip (lebih dari SATU) artikel mau diboyong keluar Kompas.com dan direncanakan untuk di-upload ditempat lain, kok nggak pake permisi ya … sama kontributor? Arsip yang antara lain berisi DATA PRIBADI KoKiers itu semuanya “diambil” begitu saja dan dibiarkan berada di “awang-awang” SkyDrive yang bersifat PUBLIK. Yakin cuma Romo, JC, Raymond dan Mamak yang punya “copy” harta karun yang berharga itu? Bukankah siapa saja yang punya akun hotmail bisa mengopinya? Kalau nggak punya ya bisa langsung buka akun dan bisa “ambil” Arsip tsb. Sementara itu … dalam proses perjalanan pindahan sepertinya tak ada Penonton yang “ketakutan” foto-foto pribadi (foto anak, misalnya) “dicuri” dan disalah-gunakan? It’s really boggling my mind, keh keh keh …

Di bawah ini ada petikan KoKo dari (Romo) Flores pada tanggal 8 Mei yang sudah Mbah kasi huruf besar, dimana Romo MENGUMUMKAN bahwa SIAPA SAJA BISA MENGAKSESNYA. Jadi jangan heran dan jangan salahkan apabila seandainya Mbah juga berminat (keh keh keh …) untuk “mengopinya” dan memasangnya di blog Mbah sebagai Arsip Mbah, bukan kah begitu? Maksudnya … apa beda Mbah dengan Zeverina, Romo, JC dan Raymond?

Flores mengatakan... pada hari
2009 Mei 8 05:39
Saya sudah upload ke SkyDrive semua isi Koki yang saya download dari kompas. Lengkapnya sbb: A) Untuk Koki 2005-2007 ada 1.280 halaman (satu halaman ada banyak artikel, Koki jadoel) dan 1.480 gambar yang menyertai artikel tersebut. Sementara itu B) untuk Koki 2008-2009 (Koki yang masih online saat ini di Kompas) saya berhasil download 2.553 artikel (satu halaman satu artikel)dan 10.800 gambar yang menyertai artikel tersebut. Oh ya gambar-gambar ini bukan hanya gambar yang menyertai artikel juga gambar avatar masing-masing Kokiers yang sudah punya avatarnya di Koki. SEMUANYA SUDAH SAYA UPLOAD KE SKYDRIVE SAYA SUPAYA MBA ZEV ATAU JC ATAU RAYMOND ATAU SIAPA SAJA BISA MENGAKSESNYA. Arsip 2005-2007 itu formatnya CFM yang mana bakal susah untuk IE dan Opera, maka saya ubah semuanya ke HTML. Artikel 2008-2009 juga saya ubah format HTML dan berhasil membuat seluruh indeksnya, walau tak sempat mengedit 2500 artikelt ersebut dari link dan aplet milik Kompas. Ini dia SkyDrive saya: http://cid-204c78b24b1e4c3a.skydrive.live.com/browse.aspx/.Public Salam!

Bukan cuma sekali itu Romo mengumumkan keberadaan public skydrive beliau. Pada tanggal 16 Mei, pengumuman serupa ditulis di KoKo "Surat-Surat KoKiers". Silahkan simak kutipan KoKoronotomo uups maksudna KoKo Romo berikut ini. (Perhatikan kalimat dengan huruf kapital.):

Flores mengatakan... pada hari
2009 Mei 16 23:28
Membaca nama-nama pengirim surat di atas rasa-rasanya hanya sedikit yang saya pernah dengar nama mereka, hampir semuanya terasa asing. Ternyata jeritan silent readers juga lumayan nyaring. Mba Zev, bisa minta Raymond download file Koki.zip.001 s.d. koki.ip.014 (ada 14 file, total 666MB, arsip Koki tahun 2008-2009) di SkyDrive saya, di sini: http://cid-204c78b24b1e4c3a.skydrive.live.com/browse.aspx/.Public Siapa tahu Raymond bisa masukkan arsip Koki tersebut bersamaan dengan munculnya Koki baru. SAYA SUDAH HAPUS SEMUA LINK DAN APPLET KOMPAS PADA ARSIP TERSEBUT, TETAPI MEMBIARKAN BEBERAPA SCRIPT. Raymond bakal tahu apakah arsip yang saya simpan itu bisa langsung tayang atau harus diedit lagi. Salam!

Di KoKo Romo itu dijelaskan bahwa semua jejak Kompas sudah dihapus. Artinya sudah sangat jelas: Arsip KoKi(Lama) yang rencananya akan di-upload di NewKoKi tak akan mengandung link ke Kompas dimana Arsip “Asli” berada. Sementara ArchiveWeb yang masih mencantumkan nama/link Kompas saja menawarkan dan memberi kesempatan pada penerbit ataupun penulis untuk melayangkan keberatan mereka, seperti yang Mbah tulis di Menghuni Arsip, postingan Mbah sebelumnya.

Seperti kita semua ketahui, bukan cuma sekali mantan Pengelola KoKi mengaitkan keberadaan Arsip KoKi sebagai bagian dari “sejarah KoKi”, akan tetapi kenapa membiarkan dan membenarkan penghapusan “semua link and applet kompas pada arsip tersebut”??? Bukankah tindakan ini sama saja dengan MERENCANAKAN “menghilangkan barang bukti” dan MERENCANAKAN memutuskan mata rantai menuju “kebenaran” dan sumber asal(asli) dari “dokumen” tersebut. Singkat kata, mantan Pengelola KoKi telah MERENCANAKAN dengan sengaja mengubah perjalanan sejarah KoKi dan menghalangi akses ke sumber asli/pertama (dalam hal ini Kompas.com) dengan alasan yang tidak bisa saya pastikan. (Dugaan Mbah sih ada kaitannya dengan Page View – Ini cuma dugaan loh, bukan nuduh.)

Tentu masih segar diingatan Penonton, ketika isu plagiarism merebak? Isu yang katanya mengutip sebaris-dua baris kata tanpa menyebut sumber asalnya? Bagaimana mungkin “Komunitas” (New)KoKi tidak memperdebatkan “boyongan” SELURUH artikel, foto, data KoKiers dll yang telah dengan sengaja dan terencana menghilangkan SEMUA LINK DAN APPLET KOMPAS PADA ARSIP TERSEBUT untuk kemudian DIRENCANAKAN dimasukkan bersamaan dengan peluncuran NewKoKi? Dimana Link Kompas tsb merupakan sumber dari Arsip KoKi?

Seandainya … apabila … salah satu penanggung-jawab suatu kolom di NewKoKi memutuskan hengkang dari KoKi dan berminat untuk membawa pergi arsip artikel, foto serta data diri pengisi kolom yang diasuhnya, bagaimana kira-kira sikap Zeverina?



~ Romo Romo Ono Maling ~
Sumber: menik4 @YouTube.com

Tuesday 26 May 2009

Menghuni Arsip, dan Selanjutnya ... Dilupakan?*) Keh keh keh ...

~ Mbah MD - Old Gum Tree ~



*) Judul di atas dikutip dari tulisan Z yang bertajuk “Resign dan Huhuhu ….”, penggalannya ada di bawah dan lengkapnya bisa dibaca di KoKi-Kolom Kita.
"Z secara resmi, sopan, sesuai tatakrama, juga meminta semua content KoKi, berupa artikel, data KoKiers, photo dan komentar, dari Agustus 2005 - April 2009, dikembalikan kepada Z dan KoKiers, utuh, enggak boleh ketinggalan satu titik pun. Memang, KoKi akan memulai sejarah baru, tetapi please jangan halangi sejarah lama KoKi ikut bersama petualangan baru, lagipula sejarah KoKi itu buat Kompas.com toh tidak ada artinya, hanya menghuni arsip, dan selanjutnya ... dilupakan."

Pada tanggal 4 Mei (di artikel lain tertulis tanggal 5 Mei), ketika mengajukan pengunduran diri secara lisan dari jabatannya sebagai Columnist (?) di KOMPAS, Zeverina yang juga merangkap sebagai Pengelola KoKi meminta konten KoKi dari KOMPAS. Salah satu alasannya adalah “agar tidak dilupakan”, karena menurut Zeverina, apabila menghuni arsip KOMPAS, KoKi yang sudah dibekukan hitam di atas putih pada tanggal 1 Mei 2009, akan dilupakan. (Penonton bingung? Mbah juga …)

Kenapa Mbah binun? Karena Mbah teringat ketika Zeverina bercerita tentang post graduate student yang sekolah di LN dan berniat untuk melakukan riset tentang KoKi sebagai text. Pernyataan bahwa setelah menjadi arsip selanjutnya dilupakan yang keluar dari seorang Zeverina sangatlah mengejutkan. Begitu naifnya kah dia sampai tak terpikir bahwa dimana kemudian arsip tsb bercokol akan berdampak pada page view domain yang dinaunginya? Meskipun tidak secara explisit mengakui keterkaitan arsip dengan page view, Zeverina mengakui bahwa arsip KoKi is priceless. (“ini harta karun berharga untuk membangun website NewKoKi, bagian dari sejarah, dan dokumen KoKi” - Zeverina.)

Pernyataan Zeverina ini sejatinya diartikan bahwa ARSIP (dimanapun tempatnya) adalah dokumen berharga, termasuk apabila Arsip KoKi disimpan dalam Kompas.com atau di web.archive, maupun di website NewKoKi. Gunanya arsip ya … MEMANG agar tidak mudah dilupakan orang. Sesuatu yang diarsipkan umumnya dipakai untuk kepentingan orang banyak, bukan untuk kepentingan “komunitas” tertentu, keh keh keh …

Kalau berjalan sesuai dengan rencana, NewKoKi akan diluncurkan besok (Rabu, 27 Mei 2009) dengan desain baru. Kenapa desain baru? “...ngapain mengulang desain yang sama, selain Z sudah bosan, hanya akan membangkitkan luka lama saja.” Kalaulah desain lama dapat mengalunkan Orkes Sakit Hati, bukankah dengan “menempel” Arsip KoKi(Lama) di NewKoKi akan menorehkan luka lebih dalam lagi? Bijimana logikanya? Keh keh keh …

Sebenarnya, ARSIP itu apaan sih? Supaya tidak bingung, mari yuk kita simak apa itu ARSIP. Menurut Cambridge Dictionary, sebagai kata benda, ARSIP adalah:
1. a collection of historical records relating to a place, organization or family;
2. a place where historical records are kept;
3. a computer file used to store electronic information or documents that you no longer need to use regularly

Nah, dari ketiga definisi di atas, keknya yang paling tepat dengan tulisan Mbah kali ini adalah makna yang ketiga, yakni electronic file, seperti (http://www.kompas.com/archiveweb/ dan http://www.web.archive.org/. Arsip KoKi dapat dijumpai di kedua Arsip ini. Klo nggak salah (CMIIW), Mbah tau kedua link ini dari Arita yang pernah menulis KoKi-si-Ana dengan judul Thats All Folks (Keh keh keh … Welcome back. Btw, kok ada tambahan “Terms of Use Kompas.Com” di artikel tsb ya ... ?)

Mari kita lihat apa sih web.archive.org ini? Ada beberapa poin penting yang dicantum dalam Terms of Use yang dipublikasikan pada tanggal 10 Maret 2001:
1. Arsip Internet ini gunanya untuk kepentingan masyarakat luas yang sifatnya nir-laba dan kegunaannya adalah untuk kepentingan umum dan tidak komersil. --->"The Internet Archive (the "Archive") is committed to making its constantly growing collection of Web pages and other forms of digital content (the "Collections") freely available to researchers, historians, scholars, and others ("Researchers") for purposes of benefit to the public".

2. Selama arsip dipergunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan riset, akses ke Arsip tersebut tidak dikenakan biaya apapun. --->"Access to the Archive’s Collections is provided at no cost to you and is granted for scholarship and research purposes only".

3. Setiap pengguna Arsip tunduk kepada peraturan yang berlaku termasuk hak cipta. ---> "You agree to abide by all applicable laws and regulations, including intellectual property laws, in connection with your use of the Archive. In particular, you certify that your use of any part of the Archive's Collections will be noncommercial and will be limited to noninfringing or fair use under copyright law".

Intinya dari ketiga poin di atas adalah, walaupun Arsip tersebut berada di ranah publik dan dipergunakan untuk kepentingan umum, setiap pengguna hanya diperbolehkan menggunakan Arsip dengan “wajar” (fair use).

Yang paling menarik adalah, seperti yang ditulis di Terms of Use, penulis atau penerbit dapat mengajukan KEBERATAN, apabila mereka tidak berkenan sebagian atau seluruh hasil karyanya diarsipkan oleh Internet Archive. ---> "While we collect publicly available Internet documents, sometimes authors and publishers express a desire for their documents not to be included in the Collections (by tagging a file for robot exclusion or by contacting us or the original crawler group). If the author or publisher of some part of the Archive does not want his or her work in our Collections, then we may remove that portion of the Collections without notice".

Apabila informasi di atas lebih banyak mengacu kepada arsip dalam bentuk artikel, bagaimana dengan Arsip Foto seperti foto jadoel koleksi KITLV? KITLV (Koningklijk Instituut voor Taal- Land- en Volkenkunde) yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies adalah semacam lembaga riset yang khusus mendalami bekas koloni Belanda termasuk Indonesia. Pusat penelitian yang sudah berdiri sejak tahun 1851 ini mempunyai koleksi buku, jurnal, majalah, koran dan tentu saja foto-foto djadoel.

Mau tau berapa harga dari penggunaan foto-foto tersebut? Khusus mengenai KITLV yang berbasis di Leiden, biaya yang dikenakan tercantum dalam Copyright notice dengan perincian sbb:
- untuk makalah atau tesis tidak dikenakan biaya apapun untuk maksimal 60 print tun
- untuk artikel, buku, koran dan majalah €35
- untuk internet, film dan TV €100

Meskipun peneliti/pengguna sudah membayar sejumlah uang untuk foto tertentu, tidak berarti “pembeli” dapat menggunakan image tersebut berkali-kali dan dalam lokasi/media yang berbeda-beda. Image yang sudah dibayar itu hanya boleh dipakai sekali saja dan apabila kita ingin menggunakannya di tempat lain untuk keperluan yang berbeda, kita harus membayarnya lagi. ---> "The KITLV hereby grants permission for use of the specified image in one publication only. The use of the material for further printing, publication, sale, lending, broadcasting or any other public purpose, whether by the same person or by others, without prior permission from the KITLV, is prohibited".

Bagaimana dengan Getty Images? Karena Mbah nggak pernah “terlibat” langsung … ya … biar ajah masalah itu menjadi PR konsultan bidang legal suatu komunitas, keh keh keh … Inga-inga, Kompas.com TIDAK pernah mengembalikan konten KoKi, Zeverina (dan publik) diberi “kemudahan” untuk “mengambilnya”, seperti laporan dari Zeverina sendiri:

"Sayangnya, model pengembalian ini tidak disetujui manajemen Kompas.com, menurut pendapat mereka ketika menulis artikel, KoKiers menulis untuk KoKi (yang berada di bawah manajemen Kompas.com) secara sukarela, oleh sebab itu Kompas.com tidak berkewajiban mengembalikan content tersebut kepada KoKiers, dan sebagai jalan tengah, pihak Kompas.com bersedia menayangkan arsip KoKi dari 2005 - 2008 di website community, selanjutnya silakan Zev dan KoKiers mengambilnya sendiri."

Apa pendapat penonton setelah membaca postingan Mbah kali ini? Apakah benar bahwa “Penghuni” Arsip itu akan dilupakan orang? Keh keh keh …

**) Tulisan ini hanyalah sebutir pasir … dari mantan penulis KoKi yang akan terus memperjuangkan hak cipta karya-karyanya yang pernah dikirim untuk diterbitkan hanya di KoKi-Kompas.com (selain di blog Kookkaburra) tanpa tujuan komersil.

Saturday 23 May 2009

Monolog dan Kutang

~ Mbah MD - Old Gum Tree ~


Matahari pagi terasa begitu hangat
Tapi lebih hangat lagi tubuh mungil Cicit Mbah
Yang ada dipelukan Mbah

Mbah membawa Cicit jalan-jalan pagi
Melewati tepian telaga
Menembus pepohonan karet tua,
menuruni jembatan
Dan berhenti di anak tangga
yang paling bawah



Monolog Dengan Cicit

Cicit lihat ada apa di pohon besar dan tinggi itu?
(Cicit mengeleng-geleng nggak jelas.)
Itu dulunya adalah rumah SiZei
Kira-kira EMPAT tahun yang lalu,
SiZei bermimpi untuk membangun Rumah ASSS (Apa Saja Siapa Saja)
Dengan potensi, sarana dan teknologi saat itu,
Rumah Impian SiZei itu dulunya mengambil model OhmyNews
Tak ada yang salah dalam merajut mimpi
Untuk memiliki Bisnis Enterprise seperti milik
Oh Yeon Ho yang asli Korea itu.

Terus terang dari pemberitaan itulah
untuk pertama kalinya Mbah mu yang kuper ini
kenal dengan OhmyNews.
Dan mulai mempelajarinya dengan melakukan kunjungan kesana.
OhmyNews yang lahir pada tanggal 22 Februari 2000 di Korea ini
Melahirkan OMNI (Oh My News International)
tepat pada hari ulang tahunnya yang ke EMPAT
dengan jargon Every citizen in the world is a reporter.

Berbeda dengan OhmyNews
yang semakin berjaya pada ultah ke-4 nya,
SiZei ditutup sewaktu usianya belum juga mencapai empat tahun.
Kalau kita mempercayai angka,
“keunggulan” SiZei dibanding OhmyNews
terletak pada jumlah negara para “reporternya”
(baca: supporternya) yang berjumlah 166,
dimana negara asal REPORTER OhmyNews “hanya” berjumlah 110.
Sebagai proyek sambilan, bila diukur dari Page Views nya,
Rumah SiZei ini boleh dikata(kan) “sukses”.
Akan tetapi, apabila kita mau jujur menyikapi komitmen per-sijei-an,
Kita akan bertanya-tanya …
Ini SiJei atau Community?
Ini Citizen Journalism atau ...
Komunitas pertemanan seperti Friendster atau Face Book?
Tapi toh bendera SiJei yang nendang sekaligus bumerang itu
– Apa Saja Siapa Saja – masih terpampang.
Tak ada yang protes ketika secara tak sadar,
tab “COMMUNITY” lah yang di-klak-klik setiap hari
Sementara SiJei hanya ukiran yang indah dipandang,
tapi kehilangan nyawanya.

Kau tau Cit, apabila ada komunitas yang hanya mementingkan
dan hanya membela komunitasnya
secara membabi-buta sangatlah berbahaya.
Sampai-sampai Ms Abu tak bisa menerjemahkan bahasa “bonek” tsb.
Minoritas tetaplah minoritas,
Dan mayoritas tetaplah mayoritas
“Siapa Saja” raib begitu saja … seperti semprotan DKNY

Tak banyak yang prihatin
ketika ranah pribadi muncul di ranah publik.
Seluruh dunia menyaksikan, IP address “reporter” dipublikasikan
Seluruh dunia menyaksikan SiZei ditusuk dari belakang
dan juga akhirnya tertusuk dari depan
Tanpa kita mau mengorek/mencari tau
the other side of the story.
Yaa … kita hanya melihat “berita” itu dari satu pihak
Kita hanya membaca hurup Z: Zalim, diZalimi
Kita hanya tau bahwa Rumah SiZei ditutup
dan SiZei diungsikan secara tiba-tiba
Kita hanya mendapat sepotong keterangan
bahwa memang ada peringatan pertama dan peringatan kedua,
akan tetapi, mantan jubir SiZei tidak memberikan informasi
kapan panggilan satu dan dua itu diberikan.
Kau tau Cit, apa yang menjadi pertanyaan Mbah?
(Cicit yang berada dalam gendongan Mbah tersenyum,
melelehkan ilernya.)
Apakah mungkin kedua peringatan itu diberikan
dalam rentang waktu 1 x 24 jam? Highly impossible …
(Kali ini senyum Cicit melebar.)
Sesungguhnya masyarakat Indonesia ini
termasuk masyarakat SiJei, masih belum “melek baca,”
apa yang dibaca ditelan bulat-bulat
(dahal yang ditelan belum tentu bulat)
jadi kalau “dipaksa(kan)” untuk menulis pun masih “payah”.
Sad but true.
Tapi toh yang namanya usaha harus kita hargai.


SiJei oh SiJei … auk ah G E L A P
tak pernah ada yang tau dengan jelas visi dan misinya,
Selama bisa ber-hai-hai selama itukah SiJei hidup?
Kau tau Cit, kalau orang sudah ber-SiJei
selama kurang-lebih empat tahun,
tentunya tidak akan menanyakan apa itu SiJei,
tak lagi memperdebatkannya setelah Rumahnya diberangus.
Apalagi mengubek-ubek definisi di Wikipedia, di Internet,
Tentang FB, tentang KasKus yang jelas-jelas kiblatnya
adalah COMMUNITY, bukan SiJei!
Ini bonar-bonar Orde Bingung ;)
Dan yang Mbah nggak habis pikir adalah
Rumah SiJei itu sedang dirombak.
Dari yang tadinya berkiblat ke OhmyNews
akan bermetamorfosa antara perpaduan
cnn.com dan Time.com.
Asli Mbah nggak ngerti
apa CNN dan Time ini masih “selevel” dengan OhmyNews atau tidak?
Apa lebih tinggi? Atau lebih rendah?
(Selama dapat dana "gratisan", why not? Belaguk lu Mbah!)

Setengah jam sudah berlalu dan
Kami sudah berbalik arah untuk pulang
Dan sampai di Rumah Burung itu lagi.

Cit, masih ingat Rumah Sijei itu kan … ?
(Cicit tersenyum sambil mendongakkan kepalanya ke atas.)
Meskipun rumah baru itu nantinya berwujud Sangkar Emas,
Kalau masih nempel di pohon tanpa FOUNDATION yang TEPAT dan KOKOH
SiJei Baru tak akan lama bertahan
And … history repeats itself.
Komitmen dengan SiJei atau Komitmen dengan Community
adalah dua hal yang berbeda,
Tak ada salahnya kalau mau dikombinasikan
Cuma ... idealnya ... dimaklumatkan pada saat peluncuran,
Bukan pada saat pemberangusan, keh keh keh …


SiJei is ... How You Define It!

Ketika diwawancarai Charles Michele Duke, Lara Farrar, “a rising star in the world of international media”, salah satu pertanyaannya adalah: Do you think there is a model for citizen journalism?

Berikut adalah jawaban Lara Farrar:

I think that is an important question. I think you also need to figure out what the public thinks of citizen Journalism. As often as you hear, 'Is Journalism is going to die?', 'What is going to happen to the media?', 'Do we need journalists?', the truth is that, more than anything, people still value good journalism. From my own experiences with online media, you can watch where people are going and what they are reading. Stories that are well thought out, quality work, they are reading the whole story, clicking on it and staying there. I think that is a really good sign. People want quality work and the industry should take notice of that. IT TAKES TIME TO DO THAT, YOU HAVE TO INVEST IN YOUR REPORTING, YOU HAVE TO GO BACK TO WHAT JOURNALISM IS SUPPOSED TO BE. (Dicetak tebal dan diberi huruf besar oleh Mbah.)

SiJei Berlandaskan Kutang? Keh Keh Keh …

Judul bagian ini muncul setelah Mbah nge-post Foundation. Iseng-iseng Mbah cek definisi dari kata tersebut di Webster dan Mbah baru tau bahwa foundation juga bisa berarti KUTANG (Corset). Lengkapnya Mbah copas disini:

1: the act of founding
2: a basis (as a tenet, principle, or axiom) upon which something stands or is supported
3 a: funds given for the permanent support of an institution : ENDOWMENT
b: an organization or institution established by endowment with provision for future maintenance
4: an underlying base or support; especially: the whole masonry substructure of a building
5 a: a body or ground upon which something is built up or overlaid
b: a woman's supporting undergarment : CORSET
c: a cosmetic usually used as a base for makeup

Dimanapun huniannya ... why don't "we" make a FRESH START? Tentunya dengan STONE FOUNDATION. Untuk apa membangun di atas puing-puing kuburan? (Mank lu punye saham berapa, Mbah? Keh keh keh ...)

Friday 22 May 2009

Har Hari RIP*)

~ Mbah MD - Old Gum Tree ~

~ Komitmen SiJei ~

DindaHar: Hm … mbok ya jangan terlalu serius gitsu, Nyong.
KandaHar: Hm … mbok ya jangan terlalu slengekan gitsu, Nyet.

*) Recovery Is(not) Possible, DeSuMeTe (Dele Sudah Menjadi Tempe).

Kompasiana Blogshop, BRAVO!

~ Mbah MD - Old Gum Tree ~

Blogshop adalah hajatan paling gress dari Kompasiana. Istilah Blogshop yang merupakan plesetan dari workshop adalah kegiatan “all about blog”. Workshop ini tentu saja berkaitan dengan blog: dari menulis, desain, konten dan pengelolaan. Cikal bakal “Sekolah Blog Kompasiana” ini akan dijadikan kegiatan rutin akhir-bulanan Kompasiana di Lantai-5-you-know-where. Blogshop angkatan pertama yang diusung khusus untuk pelajar dan mahasiswa ini akan diselenggarakan pada tanggal 30 Mei. Cuma 50 ribu sebagai ganti "nasi bungkus" dan sertifikat, mau, mau, mau …?

Wednesday 20 May 2009

Foundation*)

~ Mbah MD - Old Gum Tree ~

~ Rumah Burung ~


The Wise and The Foolish Man
Source: coffeeattack@YouTube.com

*) English title is intended for it has a wider meaning.

Friday 8 May 2009

Petualangan Membangun SiJei

~ Mbah MD - Old Gum Tree ~

Hujan rintik-rintik serasa
Mewakili kepedihan Putri Bungzu in exile
Putri sudah mengibarkan bendera putih
Dan “damai bersyarat” sesuai rencana Mr. PS (Pemegang Saham)
(Ini bukan black campaign, bung!)

~ Lokasi Pembangunan Detached House ~

Titik-titik air juga yang
tadi pagi menemani Mbah nyekar ke Taman Pemakaman CJ
Pot Kembang yang Mbah bawa kemarin sudah mulai layu
Sementara itu …
Helai-helai kembang Cherry mulai berguguran
Menyelimuti pusara KoKi yang masih lembab
Dan membentuk permadani Pink yang indah
Tentu MUMI sudah bahagia di alam sana


Dua Kuntum Kembang Cherry terangguk-angguk dihembus angin
Menebarkan aroma DKNY (Duwit KERABAT New York)
Cicitcuit burung mengalihkan pandangan Mbah
Wah
… di atas sana ternyata sudah dipasang spanduk
“Segera Dibangun Hunian SiJei”
Alhamdulilah … Mummy bakalan punya Dedek baru
Bravo!
Semoga lebih “montok” dan lebih “berbobot” (bayinya)

Belum juga empat puluh hari
rencananya Mumi akan dipindahkan ke piramida
Plek, sesuai aslinya
Tanpa menyisakan sebutir pasir maupun debu
Di atas piramida itu akan dibangun detached house
Ya ... Lahan Pengembang New KoKi yang cantik itu
letaknya hanya a click away
Sungguh akan mempercepat detak-detik jantung Sepupu (katanya …)
Padahal dulu Koran Terpercaya itu dipuja-puji abiss

BaLonJung (Bakal Calon Pengunjung) New KoKi
yang belum pernah menginjakkan kaki ke Situ
Berdecak kagum tiada hentinya
Puji dan Syukur pun
mereka panjatin beramai-ramai
(luntur eh remuk tidak ditanggung! :))

Para BaLonJung tak sabar menunggu Pengembang
merealisasikan proyek Hunian NewKoKi itu
Meskipun Mummy belum memutuskan
untuk “melahirkan” di Rumah Sehat SiJei itu,
Kebanyakan dari BaLonJung sudah bersorak-sorai
Tipikal lagu lama sih,
Satu bersorak
Yang lain bersorak
Yang satu bersorai
Yang lain pun bersorai
Itulah “persaudaraan tusuk sana darah sini”

Sebagian dari mereka sebenarnya tak mau ambil pusing
Mereka hanya merindukan
Kehangatan sayap Mummy
Aroma Mummy, aroma DKNY
with or without money, who cares, anyway?
Sing
penting ngumpul dan ledek-ledekan
Sebebas-bebasnya
Sepuwas-puwasnya
Dalam waktu yang secepat-cepatnya

Sehingga … ketika Mummy ter-sedu-sedan
Di ruang bersalin KoKi Lama
Pada hari “Pengunduran Diri Bersyarat”
Yihaaa! Puji dan Syukur segera dipanjati secara berjamaah
Selain Mummy, sepertinya tak ada yang berduka
Entah kapan … terakhir kalinya Putri Bungsu ditangisi seZagat?

Petualangan sudah dirintis
Konsultan IT dan konsultan bisnis pun sudah disewa
Sst ... konsultan bidang legalnya dah ada lom?
Ada loh yang keberatan ...
Memperoleh hak izin tayang di SiJei Kompas
apakah berarti boleh tayang-ulang
di tempat lain secara otomatis?

Sebagian dari BaLonJung itu mengangguk-angguk nggak jelas
Apa pun putusan Mummy
Kami mengamini, seru mereka
Yaiyalah secara Mummy mendapat suntikan dana “gratis”
Dari Kerabat dekat
Lewat Bank H yang terbesar di RT (Rumah Tangga)
dan di Indonesia
Apa ada dalam sejarah?
Jurus Membangun KeRATUan Bisnis Enterprise yang non-profit?
Keh keh keh …

“Hooooi ….! Jangan bersorak duluk!”
“Dalam bisnis tak ada yang gratis!” teriak AsPres Prabu lantang
dan sekaligus menghentikan keh-keh-an Mbah
Sumpeh! Mbah hampir kejengkank
AsPres yang dengan iklas memberi tumpangan sepeda dan rumah
untuk Sang Putri tampak amat sangat sirius
sulit menebak apa yang berkecamuk
di dada telanjang itu
hmm … mungkin … maju tak gentar membela si “Bonar”
(yang benar-benar onar? * Keh keh keh …)

Cucunda … cayank …
Dalam bisnis, berbohong (sedikit) demi “kebaikan”
Masih bisa “dimaafkan”
Menjelang persalinan ini,
Tabu menyebut angka,
BaLonJung keburu lari!
Bukankah banyak yang alergi dengan Duwit?
Inga-inga! Proyek Hunian SiJei ini
Merupakan BaLonPro (Bakal Calon Proyek) Ke-Ratu-an Bisnis
Merangkap proyek sosial skala besar,
massive bahasa kerennya
Cucunda sudah “ditodong” untuk mengelola “Dompet”
Jangan lupa ya Cu …
Kalau sudah duduk di Kursi Kepresidenan
siapkan dompet untuk “anak papa” (yatim) seperti Mbah ini
keh keh keh ... jangan cuma buat Guru
Atau kalau nggak disetujui,
mbok ya Mbah ini disisain tanah “merah”
dikit ajah …
Sirius! Satu kali dua meter …
Untuk BBS (Bobok Bobok Selamanya)

Till we meet again ...

*) Onar: Seandainya ... ini seandainya loh ... Juru Cerita dan AsPres mecungul di Kopdar II Kompasiana, kira-kira "teman2" bakalan mendukung (yang benar) nggak ya ... ?

Mengulik Opera(si) Zei*

~ Mbah MD - Old Gum Tree ~

*)Tulisan ini adalah tanggapan Mbah terhadap komen "sijei" di artikel With Love dan Mumi. Mbah merasa perlu untuk membuat klarifikasi dalam bentuk artikel. Mohon dibaca dengan kepala dingin. Inga-inga! Ini bukan black campaign dan tolong jangan dibaca sepotong-sepotong.


Senja itu Mbah tiduran di Kursi
Sambil membaca koran CJ
Rencananya Mbah cuma mau baca-baca KoKo (di blog) bentar
Dan membalas KoKo yang bisa dihitung dengan jari sebela(h)
Tapi tak bisa dijawab dengan sebelah mata
Komeng yang selalu menggelitik dada
Dan menggugah sukma
Meski badan ini sudah renta
Dan wajib bersemedi di gua-gua
Akhirnya Mbah turun juga

Apa ya ... headline hari ini?
Voila … arsip tahun 2005-2008 sudah ada
Dengan alamat “kokiar”
Hmm … apalagi ya …? Rasanya tak ada yang baru ...

Pengumuman dari Redaksi KOMPAS.com masih terpampang disana. “Dengan ini kami ingin menginformasikan bahwa mulai tanggal 1 Mei 2009, fungsi pengiriman artikel di situs KoKi akan ditutup.”

Surat terakhir dari pengelola KoKi yang dipajang (tanpa izin dari pihak manajemen) masih ditempel juga. “Thank you. .... ternyata usia KoKi tidak sampai ulangtahun keempat yaaaa ....”

Pernyataan itu kemudian dibalas oleh Edi Taslim mewakili Manajemen KOMPAS.com secara “apa saja siapa saja", meskipun pengelola KoKi masih kerabat Mr. PS ;) Kami menyayangkan publikasi pengumuman ini yang tidak melalui ijin dari manajemen KOMPAS.com. Ini adalah lagi-lagi bentuk indisipliner dari pengelola KoKi yang sering bertindak tanpa koordinasi, dan mendahului kebijakan manajemen serta mempublikasikan hal-hal yang bersifat internal di publik.

Ah Cape Deeeh
Lalu Mbah ngecek email
Ada dua komeng dari SiJei dan Mbah bahas ajah di artikel ini.

sijei bilang: quote : Zeverina sebagai PENGGAGAS (bukan pemilik) KoKi . Jadi haknya mirip SURROGATE MOTHER tho?

Mbah MD menjawab: Dearest sijei, Sewaktu Mbah menulis “Zeverina sebagai PENGGAGAS (bukan pemilik) KoKi," di artikel Mumi, Mbah hanya ingin MENGGARIS-BAWAHI, bahwa secara yang SELALU tertulis di KoKi sampai akhir hayatnya dan pernah Mbah lihat di Gubug Perjuangan juga tertulis demikian (PENGGAGAS) bukan pemilik.

Seperti yang ditulis oleh exAsmodKoki, "Mereka (Mr PS - Mbah) bersedia mengambil alih KOKI (sebagai bisnis keluarga), asalkan Z mengundurkan diri secara baik-2 dari KKG dan berdamai dengan pihak manajemen Kompas.com". Pada kenyataannya tidak ada "pengambil-alihan" KoKi oleh PS yang notabene punya saham di KKG. Update terakhir dari Penggagas hanya menjelaskan bahwa Penggagas sudah meminta konten KoKi secara lisan pada tanggal 4 Mei dan belum dijawab oleh Taufik Mihardja (atau belum dipublikasikan?). Mbah nggak ngerti bisnis. Cuma bertanya-tanya ... apa Getty nggak bakalan menggugat foto-fotonya ditayang-ulang** ditempat lain ya ...? (Lah kan ntar dibayarin oleh Bank ;)) Intinya ... apakah pengalihan kontennya sesederhana itu? Dan apakah pengambil-alihan itu "meningkatkan" status Penggagas menjadi "pemilik"? Kalau benar Bank H merupakan investor tunggal, apakah H dapat dianggap sebagai Pemilik KoKi yang sah? Mohon pencerahan.

Mengenai Surrogate Mother, itu kan sijei yang bilang ;)

sijei bilang: Apa kalau bayinya mati , ibunya mati ?
atau Ibunya mati , bayinya ikut mati ?

Mbah MD: Kita sebenarnya tidak bicara tentang “kalau” ;). Dengan “disaksikan seluruh insan pers di dalam negeri, dan stakeholders di seluruh penjuru dunia,” (mengutip bahasa Petisi) Ibunya sudah mengakui (lihat kutipan di atas) bahwa Bayinya sudah mati dan kita bicara tentang bayi yang “jalan” 4 tahun kan? Kalau pun, Mbah ulangi, kalau pun … “kalau” Bayinya sudah mati sewaktu masih dalam kandungan, dokter tentu akan melakukan tindakan kuret dan berusaha keras untuk menyelamatkan Ibunya. Ibunya memilih untuk “mati” (baca: melepaskan diri) dari cengkeraman Surat Kabar Terpercaya setelah “dibuang” (mengutip Zevs Friends) ke Jl. Kesehatan, pada tanggal 4 Mei beberapa hari setelah bayinya mati. Dengan alasan khusus, dalam keadaan sekarat atau mengidap penyakit tertentu, seorang ibu bisa saja membuat pernyataan/perjanjian agar kalau terjadi apa-apa, bayinyalah yang diselamatkan. Tapi itu tidak terjadi. Pada saat dua karat (bukan sekarat) di ICU ;), Ibunya malah bermimpi tentang Kerajaan Bisnis KoKi Enterprise, yang insya Allah (thanks to kerabats) akan segera dibangun diatas pusara bayinya yang akan dimarmer pake batu pualam.

sijei bilang: Bisa ngga bayinya dipiara oleh orang lain ?

Mbah MD: Bicara tentang bayi yang sudah JELAS-JELAS (diakui MATI oleh Ibunya sendiri) cocoknya sih (mayatnya) “dipiara” Sumanto, keh keh keh. Tapi kalau bayinya masih hidup sah-sah aja dipiara oleh orang lain, selama Ibunya IHKLAS dengan alasan apapun, apakah itu demi ibunya, demi para penggemar/pecandunya, demi menggairahkan tulis-menulis ala sijei, demi "dompetKoKi", demi regenerasi si Bayi atau demi Kerajaan Bisnis ;). IMHO, masalahnya jadi lain, kalau taruhannya adalah "kehormatan" dan karir.

Khalayak ramai mempercayai bahwa si Bayi punya nilai ekonomis. Bahkan, kuburannya pun dianggap keramat dan diyakini dapat dijadikan tiang Kerajaan Bisnis. Kan tinggal bilang sama Kerabat si PS (Pemegang Saham) atau Bank H. Sepertinya ... Ibunya berniat (berambisi?) memelihara Mumi secara profesional dengan alasan-alasan yang sulit untuk dipastikan. Alasannya mungkin mengerucut pada dua hal: demi Kerajaan Bisnis atau demi "kehormatan" Putri Bungzu? Apapun itu harus dihormati. Secara "kita" (Mbah) nggak punya saham, yang punya hanya rasa kehilangan yang mendalam (sirius) atas game over (for both).

Dulu Z pernah bilang (Mbah nggak ingat persis kalimatnya gimana) KIRA-KIRA seperti ini: Nanti Z akan mengelola proyek yang lebih besar lagi (secara KoKi cuma “ecek-ecek” nya Z) dan KoKi harus bisa berjalan sendiri tanpa Z harus memonitor langsung. Dulunya, menurut Mbah pribadi, terkesan bahwa Ibunya ikhlas kalau bayinya (sewaktu masih hidup) dipiara orang lain. (Ternyata ... bangke-nye boljug diajak berpetualang, keh keh keh.)

sijei bilang: Kalo emang bibitnya bagus tetep berbobot kan ?

Mbah MD: Bibit bagus? Keh keh keh … klo bibit bagus tidak ada yang membuahi ya … nggak bakalan ada pembuahan. Nggak bakalan ada Adik Baru. Katakanlah ovum-nya berkualitas dan sperma-nya bener-bener tok-cer. Tapi … klo spermanya berasal dari saudara tua atau keluarga besar … bisa-bisa incest loh. Hati-hati penyakit turunan. Tapi Mbah nggak tau klo Virus Bisnis itu bersifat menurun atau tidak. Good luck ajah ya … tulus nih, smoga dapat berbakti sosial yang lebih luas lagi.

Mbah teringat akan iklan layanan SLI 009 yang Mbah baca di KOMPAS.com barusan: "Jangan buru-buru bikin keputusan bisnis." Inga-inga, timing itu penting. Inga-inga juga, penikmat bayi itu banyak yang merupakan pecandu berat yang sangat menyukai "rasa lama". Kalau barang tak selalu ready stock, pembeli bisa lari ke lain hati. Memang terlalu dini untuk menilai, tapi kita lihat saja, seberapa jauh dan seberapa banyak KoKiers yang akan dilibatkan (nggak dilibatkan juga gpp sih), lah bisnis nya bisnis ndili. Kita tunggu seberapa kenceng suara para konsultan (IT dan bisnis) nantinya.

KoKi is not KoKi if I don't see it in KOMPAS.

KoKi WAS KoKi

New KoKi is a different thing.

Sijei bilang: “Itu Opera-si(jei)pada hakikatnya untuk menyelamatkan baby K -nya atau emaknya yak ?”

Mbah MD: Mbah yakin sijei sudah tau apa jawabannya (yours and mine). Nyang Mbah tau sesuai petunjuk jubir (exAsmodKoKi), Z sudah dipindah-tugaskan dan sudah dikukuhkan dalam SK. Pilihan Z hanya dua: 1. Tetap bekerja di Kompas sebagai “Reporter Health Column” per 1 Mei – masalah penandatanganan cuma masalah teknis administratip dan SK bisa saja sewaktu-waktu dicabut (berdamai baik-baik). 2. Seperti yang disarankan oleh Mr. PS yang notabene KERABAT sekaligus (salah satu) pemegang saham di KKG, resign dengan cara “terhormat” dari jabatannya sebagai, mengutip Zevs Friends, “wartawan pemula”. sijei sudah tau bagaimana endingnya dan mbah juga sudah punya prediksi jauh sebelumnya (Lihat With Love We Remember KoKi). There is nothing wrong to save both mum and baby, anyway. Pertanyaan yang mendasar adalah MOTIFNYA APA? God knows. What I DO know... it's someone's "business.")

**Tayang ulang: Ada dari foto2 (The Late) Kookkaburra yang dikirim ke KoKi merupakan hasil pinjeman yang IZIN TAYANG nya hanya diberlakukan untuk KoKi - KOMPAS. Jadi tolong dihargai.

Sunday 3 May 2009

Mumi, Sudah Dibalsem Tak Lagi Berdarah!

~ Mbah MD - Old Gum Tree ~

Dengan membawa pot kembang
Hari itu aku datang mengunjungimu
Anehnya mendadak sontak
tercium olehku aroma DKNY (DUWIT Karan New York)

Gadis mungil itu sudah game over
Sudah koit, TITIK!
Jasadnya sudah dibalsem menjadi Mumi
Mumi yang dibalut dengan tulisan-tulisan
Dan kartupos-kartupos
Yang sangat indah-indah dari Getty
Dan dari belahan seratus sekian negeri
Tapi kini …
Mumi
Sudah dibalsem
Tak lagi berdarah

Dulu ada satu pemuda yang naksir berat
Meskipun usianya masih sangat muda belia
Si CaMi (CAlon muMI) itu ditawarkan rumah yang …
(relatif) lebih bagus dari rumah yang ditempati oleh
Mummy-nya CaMi pada saat itu
Akan tetapi, Sang Mummy memutuskan untuk
Tetap hidup berdesak-desakan di rumahnya yang sederhana
Mummy menolak
Baru-baru ini si CaMi hampir dijodohkan
dengan Adik Sepupunya
Mummy … bergeming
Tapi kini …
Mumi
Sudah dibalsem
Tak lagi berdarah

Seperti layaknya buah-buahan yang dikarbit,
CaMi tumbuh dan berkembang pesat
Setelah CaMi menempati rumah gedong
Semakin banyak yang bertandang
dan semakin sering pula CaMi menerima kiriman postcard
Postcard itu dikirim ke rumah CaMi
Dan seperti yang pernah Mummy bilang
selamanya akan menjadi milik Perusahaan Mummy
termasuk postcard Getty
yang sudah dibayar (secara tak langsung) oleh kerabat Mummy
Tapi kini …
Mumi
Sudah dibalsem
Tak lagi berdarah!

FYI:
Dengan segala kerendahan hati dan tanpa mengurangi rasa hormat dan terima kasih atas segala pengorbanan Zeverina sebagai PENGGAGAS (bukan pemilik) KoKi dan tanpa mengurangi empati Mbah terhadap apa yang terjadi dengan Z, dengan ini Mbah MD, selaku ahli waris Kookkaburra, menyatakan KEBERATAN, APABILA tulisan (“sampah”) beserta foto-foto (“sampah”) cucu Mbah yang ada di arsip Kompas.com “dipindahkan” ke tempat lain. Apa yang sudah dikirim Kookkaburra (semasa hidupnya) ke KoKi biarlah terkubur bersama KoKi (dan Kookkaburra).

Terima kasih atas atensinya.
So long … Mbah mau ngadem dulu beberapa lama …

Friday 1 May 2009

With Love We Remember KoKi

~ Mbah MD - Old Gum Tree ~

Taman Pemakaman CJ

Kukayuh sepeda ontelku dengan lambat
Taman Pemakaman CJ itu lengang

Kulihat Kursi terkulai
lunglai
Ya … Kursi basah

Bersimbah air mata …

Di Kolam Old Gum Tree
Sang Putri tercenung
Balita Ajaib itu
tak dapat bertahan lebih lama
Alat pacu jantungnya sudah dicabut ...
hari ini
Menyisakan duka
sekaligus amarah pada sebagian pemujanya

Di bawah Pohon cherry yang sedang bermekaran
Merah terlihat makam KoKi
Di batu nisannya terukir aksara
With Love We Remember
KoKi

24 August 2005 – 1 May 2009

Beberapa hari yang lalu
Sekelompok burung hitam
beterbangan disekitar Pohon KoKi
Dua hari sebelumnya
Terlihat seekor burung hitam
Bertengger sejenak
Di Cabang Seksologi
Ya … Pohon itu ditenggarai
mengidap Penyakit Kanker Vulgar

Dari balik ranting-ranting kecil,
Pengelola Balita itu terlihat pasrah
Karena anak asuhnya
harus melepas ketergantungan
Terhadap Obat Getty

Siangnya Burung Hitam itu datang lagi
terbang rendah
Ditemukannya batang Seksologi itu
sudah diamputasi

Sang Burung lalu terbang jauh
Menembus Langit KoKi yang kelam

Burung itu bergumam pelan
Ketika Induk Semang mengebiri pemakaian Getty …
adakah itu merupakan sinyal kuat ke arah
pemberangusan KoKi?

Keesokan harinya prediksinya terjawab
Pohon itu akan dimusiumkan

Sehelai daun kering melayang
Tertiup angin
Daun itu nancep di rumput
Sudah jatuh
Tertusuk pulak

Sang Putri tertunduk lesu
Memikirkan jalan mana yang akan ditempuhnya
(sepertinya keputusannya sudah bulat)
Dia merenung
Sudah begitu banyak Cinta,
Darah, Air mata, Pulsa dan Rupiah
Yang mengucur deras
Pengorbanan yang luar biasa
TERIMA KASIH!

Apa mau dikata
Induk Semang yang biasa memasok Getty
Mulai menganggap Balita KoKi sebagai benalu
Mungkin dulunya sempat dipikirkan
Untuk mengasuh KoKi bersama-sama Adik Sepupunya

Sebagai single parent yang independen,
cekatan dan biasa bekerja sendiri
tanpa supervisi yang berarti,
mungkin agak sulit
bagi Ibu Pengasuh untuk bekerja dalam tim
tak rela apabila KoKi kehilangan gregetnya
gara-gara system dan aturan main Sepupu

Pemberontakan dimulai
Mbalelo siap grak
Gerilya dilakukan
Rapat Jalanan diagendakan
Akan tetapi korslet
Dari Unit Gawat Darurat
Tom Cruise didaulat menjadi Moderator Dadakan
Dalam Rapat Online
Palu belum sempat diketok tok tok
Sampai akhirnya …

Pada Hari Buruh 2009
Pohon besar itu
Ditutup dan akan dijadikan "cagar arsip"

Kain kafan belum juga dibeli
Akan tetapi ... di Pohon itu
Sudah mecungul sekurang-kurangnya dua jenis jamur

Jamur Gepeng Wordpressor

Dan Jamur Kancing Blogspotters

Rusunami dibangun secara instant
Tukang Insinyur bekerja keras
semua serba dadakan
lebih cepat, lebih baik
mungkin itu jargonnya
tipikal kelakuan jadul
like mother like son

Dalam keadaan darurat
mau juga Mamak menerima

(rumah) pemberian anak-anaknya
sesuatu yang dulu ditabukannya
Selamat menempati rumah baru
Semoga bukan jamur semusim ya Wordpressors dan Blogspoters dll
Semoga ini bukan euphoria sesaat

~ PETUALANGAN ~

Sudah kau pilih jalanmu
Jalan itu bernama PETUALANGAN
Seseorang mengumandangkan
petualangan baru saja dimulai
dan kau mengamininya
Pemberontakan Jilid II, kataku
Semoga kau hepi-hepi saja

Aku teringat
akan catatan sejarah
Di jaman kolonial Belanda,
Di Pulau Dewata yang mayoritas
penduduknya beragama Hindu
Misionaris Jacob de Vroom
mengalami tantangan berat
Pada tahun 1873 de Vroom akhirnya berhasil membaptis
I Goesti Wayan Karangasem
menjadi Nicodemus
Nicodemus dikucilkan oleh keluarganya
sampai suatu ketika
de Vroom ditemukan tewas terbunuh

Seperti Kartini,
HARUM namamu
dan Harum juga nama induk semangmu
Sebagai "misionaris CJ"
di medan yang baku dan kaku
misimu cukup berhasil
hanya saja ...
putus di tengah jalan
dengan cara "terhormat"
atas nama "Efisiensi dan strategi pengembangan" (Kompas.com)
Siapa yang akan di-convert
di Alam Petualangan Maia sana?
Yang aku tau
Peluang Bisnis terbuka lebar
Mungkin itu yang kau namakan petualangan
GOOD LUCK

~ EPILOG ~

KURSI sedang beristirahat
di tepi Telaga Old Gum Tree
Senyum di kulum(at)
Terkenang si Bader

Hai hai hai ...
Ini aku si Kursi Hijau, cucu Mbah MD,
dah lama bangkit dari kubur!
Di Kursi bokongku lengket ket ket
Bangkit dari Kursi?
Jangan berhalusinasi
Makasideh

Di seberang telaga
Kursi melihat tiga kembang Daisy
Ketiganya diam menatap langit biru

Tuesday 28 April 2009

Melampiaskan Syahwat Ber-CJ Tanpa* Alat Bantu Getty

~ Mbah MD - Old Gum Tree ~

Tak dapat dipungkiri bahwa gambar dapat menstimulus otak dan merangsang syahwat ber-CJ. Konon … gambar jualah yang dapat membangkitkan hasrat membaca dan mendorong seseorang untuk menulis. Di Negeri KoKi gambar/foto hasil jepretan penulis tak selalu mudah diperoleh atau ditampilkan. Kalaupun ada, gambarnya relatif kurang menggairahkan dan tak menggugah selera. Oleh sebab itu diupayakan untuk mencari “tebengan” gambar, fresh from Getty yang kalau mbayar ndili, bisa bisa “jualan CD” di pengkolan. Situasi yang dibahasakan Asmod dengan: “bayar sendiri lama-lama gak kuat juga” - Posted by: Zevs Friends Selasa, 28 April 2009 02:27 WIB.

Singkat cerita, dengan restu Induk Semang dan jerih-payah Redaktur, foto-foto pun diperoleh dan dapat dinikmati dengan percuma oleh KoKiers. Tak ada rotan, akar pun jadilah - tak ada “yang asli”, dildo pun jadilah. Alat bantu sex atau dildo diciptakan untuk membantu kenikmatan ber-CJ. Alat bantu sex bermerek Getty yang beredar di pasaran online itu dapat dibeli secara ketengan atau secara quota. Tak jelas apakah karena keasyikan nebeng, mengakibatkan kecanduan dan berujung over dosis – over quota maksudna - atau ada sebab-sebab lain. Yang pasti menurut Asmod pula, “SEJAK BEBERAPA BULAN LALU” KoKi tidak diperkenankan untuk memakai Getty Images - Posted by: Zevs Friends Selasa, 28 April 2009 02:27 WIB

Padahal hari ini, 28 April, tepat SEBULAN yang lalu (belum berbulan-bulan yl, loh Asmod) Getty masih menggauli KoKi. Pada hari itu, Z merespon Gunawan Prajogo yang terkagum-kagum dengan foto di artikel tentang Bali yang ditulis oleh Edwin: Pak Gunawan itu foto-fotonya dari Getty Images yaaa ....... KoKi - Kompas berlangganan ribuan dollar je setiap bulan, hiks...... sekedar informasi saja foto dari Edwin yang dua ukuran kecil itu ....... thank youuu .... Posted by: Zeverina Sabtu, 28 Maret 2009 13:47 WIB.

Ini bukan pertama kalinya Z mengklarifikasi bahwa foto-foto yang dipuja-puji oleh KoKoers (dan dibanggakan oleh Z juga) itu adalah dari Getty, meskipun di sudut artikel sudah ditempel pengumuman bahwa Kompas berlangganan Getty Images. Terus terang, Mbah termasuk yang sering kecele, ketika tau bahwa foto-foto tertentu diambil dari Getty. Apalagi kalau Mbah lihat foto-foto Getty tersebut dipasang di KoKiKlik.

Berlangganan Getty tidaklah murah. Tetapi karena sudah dibayarin sama perusahaan ya … jatohnya gratis. Apa kata Iwan Satyanegara Kamah tentang Biaya foto atau ilustrasi? Itu 'kan suka-sukanya Zeverina saja yang mau kasih ilustrasi foto dari berlangganan dari Getty Images. Posted by: Iwan Satyanegara Kamah Sabtu, 18 April 2009 03:09 WIB.

Kalau sebatas “suka-suka” masih bolehkah kita menanyakan relevansi antara foto dan artikel? (Terlepas dari apakah foto-foto tersebut di-upload oleh Z atau Asmod atau yang lain.) Dalam artikel di KoKiHumor Kelakar Politik .... yang Ehem...Ehem terpasang foto seorang wanita mengenakan pakaian dalam berwarna pink. Gambar tersebut dikomentari oleh PDD: Poto no 5 dan 6, apakah sedang mempromosikan merek BH? Ato merek susu formula? Posted by: Penyanyi Dangdut Minggu, 12 April 2009 21:20 WIB. Bagaimana dengan pendapat penonton? What on earth the girl is doing there (in the article)? Mbah nggak ngebahas masalah “vulgar” atau “tidak”, Mbah cuma mempertanyakan: Adakah relevansinya?

Contoh lain bisa kita lihat di KoKiUnek-unek WES mengenai OBAMA EMOH CIUM CARLA ? ALASANKU EMOH "TURUN GUNUNG". Memang ada cerita tentang Carla, tapi … entah apa relevansi nya ya ... (ini Mbah bertanya loh.) Sepertinya kurang nyambung dengan ganjelan WES tentang emohnya beliau “Turun KoKo”. Ya sudah … sudah komplit maksudna … demokrasi suka-suka ditambah CJ suka-suka dan foto suka-suka, keh keh keh.

Menurut Mbah, ditilik dari sudut pandang dan sikap anti-vulgar-nya Kompas.com, membicarakan “ke-vulgar-an” artikel LRD mestinya melibatkan illustrasi yang mungkin bagi sebagian KoKiers masuk kategori “foto vulgar” juga. Mbah sendiri menilai gambar-gambar tsb biasa-biasa saja. Mbah justru lebih meragukan relevansinya. Masih ingat foto-foto seperti apa yang dipasang dalam artikel “ngeseks di kantor”? Nah hal inilah yang mungkin membuat Kolom S digulung (tiker kalee).

Bagaimana dengan ilustrasi “tak senonoh” yang dipajang di bagian lain selain dari yang ada di Kolom S? Bagaimana dengan foto-foto yang ada di artikel KoKiLove seperti Malam Pertama Yang Kedua dan tulisan di KoKiLife semisal I want your sex? Bagaimana dengan KoKiTips yang Sex Appeal Wanita Penggoda? Apakah pemilihan foto-foto suka-suka tersebut sudah pas penempatannya? Kalaulah Kompas.com menilai foto-foto tersebut menambah kadar vulgar suatu artikel, kenapa cuma Kolom S yang dibakar? Kenapa ada diskriminasi? Wah kalo nyang ini sih suka-suka nya Kompas.com mo mbrangus yang mana. Pertanda apakah ini?

Goodbye Getty. Welcome to the real CJ world! Yihaaa! Loh kok? Padahal si Asmod nya lagi sedih loh. mulai besok artikel KOKI muncul tanpa ilustrasi gambar. .....ini cuma (salah satu) hal yang kemarin kita sebut dengan "persoalan dibelakang layar"......dan lain-lainnya masih banyak lagi, hehe.... Duh gw jadi sedih nyeettt ..... Posted by: Zevs Friends Selasa, 28 April 2009 02:27 WIB.

Hm … DAN LAIN-LAINNYA yang disebutkan Asmod di atas lama-lama bisa jadi bisul loh. Tapi jangan kuwatir … selama Z masih mengalirkan cinta, darah, airmata serta nombokin biaya server dan berlangganan Foto (eh yang terakhir tentang foto udah nggak kuat ya … maap) KoKi masih bisa bertahan hidup. Sampai kapan? Sampai “Kerajaan Bisnis KoKi Enterprise” berjaya? Rapat online ajah masih in progress, keh keh keh. Mulai aja belum … Belum-belum udah bermasalah gitsu. Belum beranak sudah ditimang, keh keh keh. Bahasa “londo”nya: Don’t count your chickens before they hatch.

Hmm … sebelum Mbah sudahi tulisan ini, mari melamun sejenak. Setelah SBY menyebutkan 5 kriteria cawapres, barulah JK ngeh bahwa SBY sepertinya enggan “melanjutkan.” Ketika Induk Semang mengebiri pemakaian Getty … adakah itu merupakan sinyal kuat ke arah pemberangusan KoKi?

Bisakah KoKi hidup tanpa Getty? Masa iya seumur-umur ber-CJ cuma ngandalin Getty? Helo? Begitu tergantungnya kah KoKi pada Getty? Sesederhana itukah? Hanya masalah foto?

*) Tadinya artikel ini merupakan bagian dari artikel BanPol, karena kepanjangan Mbah split jadi dua. Judulnya pun Mbah ubah sedikit: Melampiaskan Syahwat Ber-CJ DENGAN Alat Bantu Getty. Kata “dengan” diganti menjadi “TANPA”.

BanPol dan Dilema PK

~ Mbah MD - Old Gum Tree ~

Tak Lagi Berdarah

BanPol yang dimaksud bukan Bantuan Polisi tapi KorBAN POLling. Sedangkan PK adalah Presiden KoKi incumbent, yang sedang berkuasa, bukan PrabuKoKi (jangan GR duluk, yak!), si BaLonPres (Bakal Calon Presiden) KoKi - hasil Polling yang dirancang oleh Prabu sendiri. Keh keh keh … ngekeh dulu bial ngga tegang ;).

Pada kesempatan ini ijinkenlah Mbah untuk mengucapkan terima kasih kepada Cucunda Prabu yang telah berkenan untuk menominasikan cucu kesayangan Mbah, si Kookkaburra, sebagai salah satu opsi dalam Polling di KoKi edisi Kamis 23 April 2009 Waktu Indonesia Bagian KoKi (Berdasarkan komen pertamax). Dengan tidak mengurangi rasa hormat Mbah atas hak Cucunda P untuk mengekspresikan keinginannya lewat Polling di Negeri KoKi, ijinkenlah Mbah untuk sekedar menerawang balik dan mengingatkan kita semua dengan apa dan mengapa Polling diberlakukan di Negeri KoKi (CMIIW ya …).

“Sependek” pengetahuan Mbah, polling KoKi berfungsi sebagai ajang “lucu-lucuan”. Akan tetapi Mbah sedih dan prihatin karena ternyata ada Polling yang cukup “serius”. Serius dalam pengertian bertolak belakang dengan “lucu-lucuan”. Sudah ada KORBAN yang berjatuhan. Ada yang berakibat “fatal” dan berdampak “kematian” seperti misalnya LD, yang dieksekusi atas nama demokrasi matematika di bawah tiang gantungan Polling. Ada polling yang hanya me-non-aktif-kan korban sementara waktu (Itsmi). Mbah hanya bisa mereka-reka, mungkin tindakan “pencekalan” ini dijadikan pilihan, mengingat bahwa “pembunuhan” sebelumnya tidak manusiawi. Yang “tidak lucu” adalah ketika Ting-Ting “dikremasi diam-diam” tanpa melalui Polling. (Lihat artikel Mbah terdahulu yang berjudul Eksekusi).

Tolong diingat-ingat kembali dengan tenang. Lucu kah … ketika PDD tidak “menghormati” hasil Polling yang mendudukkannya pada posisi “The next candidate untuk ditampilkan di Kolom 20/20”? Lucu kah … ketika WES sama sekali bergeming untuk serta-merta “turun” ke KoKo? Apabila PDD dan WES bisa “lolos” dari hasil Polling, kenapa LD dan Itsmi harus menjalani “hukuman” mereka sesuai dengan hasil Polling? Bagaimana dengan Ting-Ting? Kenapa tidak diberi kesempatan untuk di-polling-kan? Dimana “keadilan” itu? Kenapa ada standard ganda di Negeri KoKi? Ya … itulah ajaibnya KoKi, dimana bola demokrasi bergulir secara “suka-suka”. Demokrasi yang tak sebulat dan tak seindah bola pelangi karya PrabuKoKi yang ada di logo KoKi. Ah … bagaimanapun suara merdu itu tetap saja mendendangkan keindahan Langit KoKi yang berwarna Lembayung.

Konon kabarnya, KoKi itu milik KoKiers. Semestinya Polling itu dibuat dari dan untuk KoKiers. Akan tetapi ada juga “orang luar” KoKi yang nitip molling. Hal ini terjadi ketika ada “outsider” itu melapor (untuk menghindari kata mengadu) ke Induk Semang, tentang tulisan esek-esek yang katanya “vulgar”. Ya … vulgar atau tidak vulgar, suka atau tidak suka, ternyata tulisan-tulisan LRD tersebut mengantungi banyak komen sekaligus klik yang dibanggakan oleh jamaah KoKi di sekian ratus negara. Akhirnya … tulisan LRD yang kemudian wajib dipoles supaya menjadi lebih “sopan” itu berbuntut dengan dibumi-hanguskannya Rusunami Seksologi. Polling terakhir yang dibuat “orang dalam” (KoKiers) – Prabu – menegaskan bahwa LRD adalah “pemenang” artinya berdasarkan Polling, tulisan esek-esek masih sangat diminati. (Mungkinkah Polling ini “pesenan”? Keh keh keh … jangan marah ya … tapi Mbah teteup bertrimakasih kepada BaLonPres. Janji bulan depan Mbah contreng deh ;))

Berbeda dengan BanPol sebelumnya, pembongkaran atau penutupan kamar esek2 ini di-campur-tangan-i oleh Induk Semang (Kompas.com). “Entah pertimbangannya apa”, kata Asmod. Tak jelas dan tak perlu dijelaskan. Biarlah hal itu menjadi “persoalan di belakang layar” saja. Yang pasti, atas nama Siapa Saja Menulis Apa Saja, Mbah prihatin atas pembredelan kolom es-es tsb. Btw, banner CJ KoKi itu ngacir kamana ya? Sejak iklannya raib, belum dipasang lagi tuh. (Hush! Suka-suka!)

Setelah Mbah pikir-pikir … kenapa bilik konsultasi dan kolom pakar sex ikut terseret juga? (Apa mata Mbah nyang rabun?) Menyisakan UrbanLife sebagai satu-satunya penulis “non-KoKiers”. (Kolom Karir sudah kosong melompong, atau memang dari dulu sudah "ompong"?.) Jangan-jangan Bung Sam bakal dipinang sama Kompasiana, mungkin saja toh … ini menurut penerawangan Mbah loh, keh keh keh.

Tapi sutralah. The good news adalah: Tak ada isu pencekalan LRD sebagai penulis/KoKiers, dan tak ada sangsi bagi KoKoers yang telah “memeriahkan” KoKo (lepas dari vulgar atau tidaknya KoKo mereka). The bad news-nya ... ASLI Mbah semakin bingung untuk menilai apakah Polling kali ini "lucu" atau tidak ;) – Mbah ngga tau harus bagaimana bersikap …

Catet: Sumpeh! Draft tulisan ini sudah ada di file Mbah sebelum rubrik seksologi dibusek. Tak ada maksud untuk “menambah garam di luka.” Ah ... andai saja KoKi mau kembali ke "selera" asal: menulis tentang masyarakat dan memasyarakatkan menulis, mencerdaskan bangsa ... tentunya bukan yang artikel "trashy" keh keh keh. (Dasar Mbah ajah nyang kuno!)