More Pisang Please ...

≈ MaKlumat ≈

Terhitung Mulai Tanggal 9 Juni 2009, Kelima blog (beserta seluruh Kontennya) atas nama Mbah MD sudah dilimpahKan Kepada CiPung aKa PungguK KooKKaburra.

Sebagai pewaris tahta Kerajaan KooKKaburra Bisnis Inc. THUS pemiliK tunggal (pemegang 100% saham) PungguK KooKKaburra (selanjutnya disebut "Owner"), memiliKi tanggung jawab dan Kewenangan sepenuhnya terhadap blog-blog tersebut.

MaKlumat ini dapat diubah dalam waKtu seKonyong-Konyong tanpa pemberitahuan sebelum dan sesudahnya.

ttd.

Owner
≈ PungguK KooKKaburra ≈

Friday 8 May 2009

Mengulik Opera(si) Zei*

~ Mbah MD - Old Gum Tree ~

*)Tulisan ini adalah tanggapan Mbah terhadap komen "sijei" di artikel With Love dan Mumi. Mbah merasa perlu untuk membuat klarifikasi dalam bentuk artikel. Mohon dibaca dengan kepala dingin. Inga-inga! Ini bukan black campaign dan tolong jangan dibaca sepotong-sepotong.


Senja itu Mbah tiduran di Kursi
Sambil membaca koran CJ
Rencananya Mbah cuma mau baca-baca KoKo (di blog) bentar
Dan membalas KoKo yang bisa dihitung dengan jari sebela(h)
Tapi tak bisa dijawab dengan sebelah mata
Komeng yang selalu menggelitik dada
Dan menggugah sukma
Meski badan ini sudah renta
Dan wajib bersemedi di gua-gua
Akhirnya Mbah turun juga

Apa ya ... headline hari ini?
Voila … arsip tahun 2005-2008 sudah ada
Dengan alamat “kokiar”
Hmm … apalagi ya …? Rasanya tak ada yang baru ...

Pengumuman dari Redaksi KOMPAS.com masih terpampang disana. “Dengan ini kami ingin menginformasikan bahwa mulai tanggal 1 Mei 2009, fungsi pengiriman artikel di situs KoKi akan ditutup.”

Surat terakhir dari pengelola KoKi yang dipajang (tanpa izin dari pihak manajemen) masih ditempel juga. “Thank you. .... ternyata usia KoKi tidak sampai ulangtahun keempat yaaaa ....”

Pernyataan itu kemudian dibalas oleh Edi Taslim mewakili Manajemen KOMPAS.com secara “apa saja siapa saja", meskipun pengelola KoKi masih kerabat Mr. PS ;) Kami menyayangkan publikasi pengumuman ini yang tidak melalui ijin dari manajemen KOMPAS.com. Ini adalah lagi-lagi bentuk indisipliner dari pengelola KoKi yang sering bertindak tanpa koordinasi, dan mendahului kebijakan manajemen serta mempublikasikan hal-hal yang bersifat internal di publik.

Ah Cape Deeeh
Lalu Mbah ngecek email
Ada dua komeng dari SiJei dan Mbah bahas ajah di artikel ini.

sijei bilang: quote : Zeverina sebagai PENGGAGAS (bukan pemilik) KoKi . Jadi haknya mirip SURROGATE MOTHER tho?

Mbah MD menjawab: Dearest sijei, Sewaktu Mbah menulis “Zeverina sebagai PENGGAGAS (bukan pemilik) KoKi," di artikel Mumi, Mbah hanya ingin MENGGARIS-BAWAHI, bahwa secara yang SELALU tertulis di KoKi sampai akhir hayatnya dan pernah Mbah lihat di Gubug Perjuangan juga tertulis demikian (PENGGAGAS) bukan pemilik.

Seperti yang ditulis oleh exAsmodKoki, "Mereka (Mr PS - Mbah) bersedia mengambil alih KOKI (sebagai bisnis keluarga), asalkan Z mengundurkan diri secara baik-2 dari KKG dan berdamai dengan pihak manajemen Kompas.com". Pada kenyataannya tidak ada "pengambil-alihan" KoKi oleh PS yang notabene punya saham di KKG. Update terakhir dari Penggagas hanya menjelaskan bahwa Penggagas sudah meminta konten KoKi secara lisan pada tanggal 4 Mei dan belum dijawab oleh Taufik Mihardja (atau belum dipublikasikan?). Mbah nggak ngerti bisnis. Cuma bertanya-tanya ... apa Getty nggak bakalan menggugat foto-fotonya ditayang-ulang** ditempat lain ya ...? (Lah kan ntar dibayarin oleh Bank ;)) Intinya ... apakah pengalihan kontennya sesederhana itu? Dan apakah pengambil-alihan itu "meningkatkan" status Penggagas menjadi "pemilik"? Kalau benar Bank H merupakan investor tunggal, apakah H dapat dianggap sebagai Pemilik KoKi yang sah? Mohon pencerahan.

Mengenai Surrogate Mother, itu kan sijei yang bilang ;)

sijei bilang: Apa kalau bayinya mati , ibunya mati ?
atau Ibunya mati , bayinya ikut mati ?

Mbah MD: Kita sebenarnya tidak bicara tentang “kalau” ;). Dengan “disaksikan seluruh insan pers di dalam negeri, dan stakeholders di seluruh penjuru dunia,” (mengutip bahasa Petisi) Ibunya sudah mengakui (lihat kutipan di atas) bahwa Bayinya sudah mati dan kita bicara tentang bayi yang “jalan” 4 tahun kan? Kalau pun, Mbah ulangi, kalau pun … “kalau” Bayinya sudah mati sewaktu masih dalam kandungan, dokter tentu akan melakukan tindakan kuret dan berusaha keras untuk menyelamatkan Ibunya. Ibunya memilih untuk “mati” (baca: melepaskan diri) dari cengkeraman Surat Kabar Terpercaya setelah “dibuang” (mengutip Zevs Friends) ke Jl. Kesehatan, pada tanggal 4 Mei beberapa hari setelah bayinya mati. Dengan alasan khusus, dalam keadaan sekarat atau mengidap penyakit tertentu, seorang ibu bisa saja membuat pernyataan/perjanjian agar kalau terjadi apa-apa, bayinyalah yang diselamatkan. Tapi itu tidak terjadi. Pada saat dua karat (bukan sekarat) di ICU ;), Ibunya malah bermimpi tentang Kerajaan Bisnis KoKi Enterprise, yang insya Allah (thanks to kerabats) akan segera dibangun diatas pusara bayinya yang akan dimarmer pake batu pualam.

sijei bilang: Bisa ngga bayinya dipiara oleh orang lain ?

Mbah MD: Bicara tentang bayi yang sudah JELAS-JELAS (diakui MATI oleh Ibunya sendiri) cocoknya sih (mayatnya) “dipiara” Sumanto, keh keh keh. Tapi kalau bayinya masih hidup sah-sah aja dipiara oleh orang lain, selama Ibunya IHKLAS dengan alasan apapun, apakah itu demi ibunya, demi para penggemar/pecandunya, demi menggairahkan tulis-menulis ala sijei, demi "dompetKoKi", demi regenerasi si Bayi atau demi Kerajaan Bisnis ;). IMHO, masalahnya jadi lain, kalau taruhannya adalah "kehormatan" dan karir.

Khalayak ramai mempercayai bahwa si Bayi punya nilai ekonomis. Bahkan, kuburannya pun dianggap keramat dan diyakini dapat dijadikan tiang Kerajaan Bisnis. Kan tinggal bilang sama Kerabat si PS (Pemegang Saham) atau Bank H. Sepertinya ... Ibunya berniat (berambisi?) memelihara Mumi secara profesional dengan alasan-alasan yang sulit untuk dipastikan. Alasannya mungkin mengerucut pada dua hal: demi Kerajaan Bisnis atau demi "kehormatan" Putri Bungzu? Apapun itu harus dihormati. Secara "kita" (Mbah) nggak punya saham, yang punya hanya rasa kehilangan yang mendalam (sirius) atas game over (for both).

Dulu Z pernah bilang (Mbah nggak ingat persis kalimatnya gimana) KIRA-KIRA seperti ini: Nanti Z akan mengelola proyek yang lebih besar lagi (secara KoKi cuma “ecek-ecek” nya Z) dan KoKi harus bisa berjalan sendiri tanpa Z harus memonitor langsung. Dulunya, menurut Mbah pribadi, terkesan bahwa Ibunya ikhlas kalau bayinya (sewaktu masih hidup) dipiara orang lain. (Ternyata ... bangke-nye boljug diajak berpetualang, keh keh keh.)

sijei bilang: Kalo emang bibitnya bagus tetep berbobot kan ?

Mbah MD: Bibit bagus? Keh keh keh … klo bibit bagus tidak ada yang membuahi ya … nggak bakalan ada pembuahan. Nggak bakalan ada Adik Baru. Katakanlah ovum-nya berkualitas dan sperma-nya bener-bener tok-cer. Tapi … klo spermanya berasal dari saudara tua atau keluarga besar … bisa-bisa incest loh. Hati-hati penyakit turunan. Tapi Mbah nggak tau klo Virus Bisnis itu bersifat menurun atau tidak. Good luck ajah ya … tulus nih, smoga dapat berbakti sosial yang lebih luas lagi.

Mbah teringat akan iklan layanan SLI 009 yang Mbah baca di KOMPAS.com barusan: "Jangan buru-buru bikin keputusan bisnis." Inga-inga, timing itu penting. Inga-inga juga, penikmat bayi itu banyak yang merupakan pecandu berat yang sangat menyukai "rasa lama". Kalau barang tak selalu ready stock, pembeli bisa lari ke lain hati. Memang terlalu dini untuk menilai, tapi kita lihat saja, seberapa jauh dan seberapa banyak KoKiers yang akan dilibatkan (nggak dilibatkan juga gpp sih), lah bisnis nya bisnis ndili. Kita tunggu seberapa kenceng suara para konsultan (IT dan bisnis) nantinya.

KoKi is not KoKi if I don't see it in KOMPAS.

KoKi WAS KoKi

New KoKi is a different thing.

Sijei bilang: “Itu Opera-si(jei)pada hakikatnya untuk menyelamatkan baby K -nya atau emaknya yak ?”

Mbah MD: Mbah yakin sijei sudah tau apa jawabannya (yours and mine). Nyang Mbah tau sesuai petunjuk jubir (exAsmodKoKi), Z sudah dipindah-tugaskan dan sudah dikukuhkan dalam SK. Pilihan Z hanya dua: 1. Tetap bekerja di Kompas sebagai “Reporter Health Column” per 1 Mei – masalah penandatanganan cuma masalah teknis administratip dan SK bisa saja sewaktu-waktu dicabut (berdamai baik-baik). 2. Seperti yang disarankan oleh Mr. PS yang notabene KERABAT sekaligus (salah satu) pemegang saham di KKG, resign dengan cara “terhormat” dari jabatannya sebagai, mengutip Zevs Friends, “wartawan pemula”. sijei sudah tau bagaimana endingnya dan mbah juga sudah punya prediksi jauh sebelumnya (Lihat With Love We Remember KoKi). There is nothing wrong to save both mum and baby, anyway. Pertanyaan yang mendasar adalah MOTIFNYA APA? God knows. What I DO know... it's someone's "business.")

**Tayang ulang: Ada dari foto2 (The Late) Kookkaburra yang dikirim ke KoKi merupakan hasil pinjeman yang IZIN TAYANG nya hanya diberlakukan untuk KoKi - KOMPAS. Jadi tolong dihargai.

2 comments:

Sijei said...

Haiiyaa !
Emang cuma mbah MD yang bisa se-Prof ini dalam menyelami pertanyaan ane.
Koki is not Koki without " K " ;))

merci merci mbah .
Sijei Puwas lahir batin ;)

Mbah MD said...

merci, ma belle ...