
Ketika melewati gerbang pintu masuk taman, pas di depan loket, mereka mendapat lambaian tangan dan senyuman nan manis bak Turkish Delight dari seorang ibu-ibu yang pakaian dalam penutup dadanya kelihatan mereknya. Sumpah! Tak ada gulungan uang dibalik BH nya. Dia hanya menerima uang tanda masuk yang sah dan memberikan tiket kepada supir truk sebagai tanda bukti. Meskipun langganan, harga discount tak berlaku. Tak ada anak emas atau anak perunggu, so to speak. Semua dilakukan secara profesional.
Entah apa yang ada dipikiran ibu penjaga loket itu. Mungkin ...hm... mereka itu kan para langganan Taman Safari ini. Bagaimana aku tega mengenyampingkan mereka? Kerja keras mereka yang sampai saat ini masih non-profit patut diberi acungan jempol. Padahal maksudku juga tadinya cuma untuk "lucu-lucu-an".
Tak lama kemudian, setelah mengantri untuk beberapa saat, truk memasuki taman. Abu-abu Merpati sibuk memperhatikan bangku taman. Kemana pemiliknya? begitu pertanyaannya.
"Hoi pemilik bangku taman, pada kemana?" teriak Abu-abu Merpati sambil duduk di sandaran tangan bangku taman.
Hening, tak ada jawaban.


"Di tepian sungai ini aku melihat penampakkan Vulture", katanya.
"Apa? Bangkai burung?" sambar Abu-abu Merpati.
"Bukan, aku bilang Vulture, burung pemakan bangkai," jawab Enggang, eh Heron.
"Oh, ku kira ... bangkai seekor burung," timpal Abu-abu sedikit kecewa.

Sesaat kemudian, truk melaju ke lion's den. Singa Putih yang duduk melamun di bangku singgasananya yang terbuat dari batu itu berusaha menelan ludahnya. Kerongkongannya tercekat. Setelah beberapa saat, dia berkata pelan:

"Apa maksudmu?" tanya tiga sekawan Jerapah serentak.
"Kenapa kamu bisa yakin sekali, Singa Putih?" selidik si Bungsu Jerapah.

"Aku baru percaya, ternyata bangkai burung itu sudah menjelma menjadi Bangku Taman, yang tak lagi berdarah", jawab Abu-abu Merpati.
"Ada apa ini ribut-ribut?" tiba-tiba supir truk ikutan nimbrung.
"Sudah, biar nanti anggota tim baru saja yang menangani masalah ini. Kita kumpulkan data dan cantumkan dalam trivia," jelasnya panjang lebar. (Oh my God!)
Akhirnya bis truk pun berhenti di pinggiran kolam. Supir truk disambut oleh Ikan Kuning yang kadang disebut naughty tang. Meskipun sedikit nakal, Ikan Kuning tak diragukan pengetahuan dan praktisi nya dalam dunia IT. Celakanya, meskipun niatnya baik, dia kadang-kadang mengumumkan (secara publik) kelemahan dari sistem pertahanan di kantor pusat. Sehingga memberi peluang untuk orang-orang yang "nakal" beneran untuk mengutak-atik sistem. Heran ... tak mau belajar dari pengalaman. Sudah kejadian baru berkoar, bagaimana dengan tindakan pencegahan?

There are three kinds of lies: lies, damned lies and statistics ~ Benjamin Disraeli ~
No comments:
Post a Comment