More Pisang Please ...

≈ MaKlumat ≈

Terhitung Mulai Tanggal 9 Juni 2009, Kelima blog (beserta seluruh Kontennya) atas nama Mbah MD sudah dilimpahKan Kepada CiPung aKa PungguK KooKKaburra.

Sebagai pewaris tahta Kerajaan KooKKaburra Bisnis Inc. THUS pemiliK tunggal (pemegang 100% saham) PungguK KooKKaburra (selanjutnya disebut "Owner"), memiliKi tanggung jawab dan Kewenangan sepenuhnya terhadap blog-blog tersebut.

MaKlumat ini dapat diubah dalam waKtu seKonyong-Konyong tanpa pemberitahuan sebelum dan sesudahnya.

ttd.

Owner
≈ PungguK KooKKaburra ≈

Tuesday 28 April 2009

BanPol dan Dilema PK

~ Mbah MD - Old Gum Tree ~

Tak Lagi Berdarah

BanPol yang dimaksud bukan Bantuan Polisi tapi KorBAN POLling. Sedangkan PK adalah Presiden KoKi incumbent, yang sedang berkuasa, bukan PrabuKoKi (jangan GR duluk, yak!), si BaLonPres (Bakal Calon Presiden) KoKi - hasil Polling yang dirancang oleh Prabu sendiri. Keh keh keh … ngekeh dulu bial ngga tegang ;).

Pada kesempatan ini ijinkenlah Mbah untuk mengucapkan terima kasih kepada Cucunda Prabu yang telah berkenan untuk menominasikan cucu kesayangan Mbah, si Kookkaburra, sebagai salah satu opsi dalam Polling di KoKi edisi Kamis 23 April 2009 Waktu Indonesia Bagian KoKi (Berdasarkan komen pertamax). Dengan tidak mengurangi rasa hormat Mbah atas hak Cucunda P untuk mengekspresikan keinginannya lewat Polling di Negeri KoKi, ijinkenlah Mbah untuk sekedar menerawang balik dan mengingatkan kita semua dengan apa dan mengapa Polling diberlakukan di Negeri KoKi (CMIIW ya …).

“Sependek” pengetahuan Mbah, polling KoKi berfungsi sebagai ajang “lucu-lucuan”. Akan tetapi Mbah sedih dan prihatin karena ternyata ada Polling yang cukup “serius”. Serius dalam pengertian bertolak belakang dengan “lucu-lucuan”. Sudah ada KORBAN yang berjatuhan. Ada yang berakibat “fatal” dan berdampak “kematian” seperti misalnya LD, yang dieksekusi atas nama demokrasi matematika di bawah tiang gantungan Polling. Ada polling yang hanya me-non-aktif-kan korban sementara waktu (Itsmi). Mbah hanya bisa mereka-reka, mungkin tindakan “pencekalan” ini dijadikan pilihan, mengingat bahwa “pembunuhan” sebelumnya tidak manusiawi. Yang “tidak lucu” adalah ketika Ting-Ting “dikremasi diam-diam” tanpa melalui Polling. (Lihat artikel Mbah terdahulu yang berjudul Eksekusi).

Tolong diingat-ingat kembali dengan tenang. Lucu kah … ketika PDD tidak “menghormati” hasil Polling yang mendudukkannya pada posisi “The next candidate untuk ditampilkan di Kolom 20/20”? Lucu kah … ketika WES sama sekali bergeming untuk serta-merta “turun” ke KoKo? Apabila PDD dan WES bisa “lolos” dari hasil Polling, kenapa LD dan Itsmi harus menjalani “hukuman” mereka sesuai dengan hasil Polling? Bagaimana dengan Ting-Ting? Kenapa tidak diberi kesempatan untuk di-polling-kan? Dimana “keadilan” itu? Kenapa ada standard ganda di Negeri KoKi? Ya … itulah ajaibnya KoKi, dimana bola demokrasi bergulir secara “suka-suka”. Demokrasi yang tak sebulat dan tak seindah bola pelangi karya PrabuKoKi yang ada di logo KoKi. Ah … bagaimanapun suara merdu itu tetap saja mendendangkan keindahan Langit KoKi yang berwarna Lembayung.

Konon kabarnya, KoKi itu milik KoKiers. Semestinya Polling itu dibuat dari dan untuk KoKiers. Akan tetapi ada juga “orang luar” KoKi yang nitip molling. Hal ini terjadi ketika ada “outsider” itu melapor (untuk menghindari kata mengadu) ke Induk Semang, tentang tulisan esek-esek yang katanya “vulgar”. Ya … vulgar atau tidak vulgar, suka atau tidak suka, ternyata tulisan-tulisan LRD tersebut mengantungi banyak komen sekaligus klik yang dibanggakan oleh jamaah KoKi di sekian ratus negara. Akhirnya … tulisan LRD yang kemudian wajib dipoles supaya menjadi lebih “sopan” itu berbuntut dengan dibumi-hanguskannya Rusunami Seksologi. Polling terakhir yang dibuat “orang dalam” (KoKiers) – Prabu – menegaskan bahwa LRD adalah “pemenang” artinya berdasarkan Polling, tulisan esek-esek masih sangat diminati. (Mungkinkah Polling ini “pesenan”? Keh keh keh … jangan marah ya … tapi Mbah teteup bertrimakasih kepada BaLonPres. Janji bulan depan Mbah contreng deh ;))

Berbeda dengan BanPol sebelumnya, pembongkaran atau penutupan kamar esek2 ini di-campur-tangan-i oleh Induk Semang (Kompas.com). “Entah pertimbangannya apa”, kata Asmod. Tak jelas dan tak perlu dijelaskan. Biarlah hal itu menjadi “persoalan di belakang layar” saja. Yang pasti, atas nama Siapa Saja Menulis Apa Saja, Mbah prihatin atas pembredelan kolom es-es tsb. Btw, banner CJ KoKi itu ngacir kamana ya? Sejak iklannya raib, belum dipasang lagi tuh. (Hush! Suka-suka!)

Setelah Mbah pikir-pikir … kenapa bilik konsultasi dan kolom pakar sex ikut terseret juga? (Apa mata Mbah nyang rabun?) Menyisakan UrbanLife sebagai satu-satunya penulis “non-KoKiers”. (Kolom Karir sudah kosong melompong, atau memang dari dulu sudah "ompong"?.) Jangan-jangan Bung Sam bakal dipinang sama Kompasiana, mungkin saja toh … ini menurut penerawangan Mbah loh, keh keh keh.

Tapi sutralah. The good news adalah: Tak ada isu pencekalan LRD sebagai penulis/KoKiers, dan tak ada sangsi bagi KoKoers yang telah “memeriahkan” KoKo (lepas dari vulgar atau tidaknya KoKo mereka). The bad news-nya ... ASLI Mbah semakin bingung untuk menilai apakah Polling kali ini "lucu" atau tidak ;) – Mbah ngga tau harus bagaimana bersikap …

Catet: Sumpeh! Draft tulisan ini sudah ada di file Mbah sebelum rubrik seksologi dibusek. Tak ada maksud untuk “menambah garam di luka.” Ah ... andai saja KoKi mau kembali ke "selera" asal: menulis tentang masyarakat dan memasyarakatkan menulis, mencerdaskan bangsa ... tentunya bukan yang artikel "trashy" keh keh keh. (Dasar Mbah ajah nyang kuno!)

2 comments:

La Rose Djayasupena said...

Mbah...sampai saat ini masi tetap punya perasaan bersalah..hiks..jadi mewek terus...hiks..hiks..

WES akhirnya muncul juga Mbah...di KoKo...

Idola Aye juga I.K.Haryadi...cumaa...Kekasih gelapkoe nggak muncul tuh..hiks...salaman

Mbah MD said...

Ssst ... hapuslah airmatamu, Mpok. Makasih info-nya ttg WES.