~ Mbah MD - Old Gum Tree ~
Petang itu cuaca mendung-mendung-bersinar bergayutan terus di Langit Old Gum Tree (LOGT). Mendung nya "dua kali", bersinarnya "sekali" - maksudnya lebih banyak mendungnya daripada bersinarnya. Suasana di tepian danau sedikit muram, sepi dan mirip kuburan! Kuburan yang tidak disukai oleh Ratu Lebah. Terutama di Koloni Mute Swan.
Samar-samar tercium bau amis, seperti nanah. Dari balik rerumputan air, ada yang bergerak. "Oh my God!" Itulah reaksiku ketika melihat sosok "tangan" berbulu putih. Apakah "gosip" bahwa di Old Gum Tree ada siluman "bule" keturunan manusia Hano itu benar?
Aduh meremang bulu romaku. Rada "seyem" saja melihat "tangan" berbulu itu. Entah kenapa, figur tersebut membuat asosiasi ku melayang ke sosok Hanoman. Pelan-pelan aku memberanikan diri untuk mendekati sumber bau nanah itu. Mahluk putih itu tersebut ternyata sedang melakukan rutinitas pecah bisul. Tak henti-hentinya dia mengusapkan "tangan" nya ke atas dan ke bawah untuk kemudian mematukkan paruhnya dibalik sayapnya.
Ternyata oooh ternyata ... sosok itu merupakan Angsa Putih yang secara "cuek angsa", terus melanjutkan "self-touching" nya itu. Wow! Ternyata aku ini secara tak sadar ngintip Angsa mandi! Ritual mandi Angsa Putih ini diselingi dengan acara pecah bisul.
Moga-moga mataku nggak bintitan ataupun bisulan. Konon, ada tabu yang berlaku di OGT, bahwa barang siapa yang mengintip acara mandi para Fauna dan acara ritual Sabung Fauna di telaga OGT dengan sengaja akan terkena musibah terus sepanjang setahun ke depan. Pamornya akan turun.
Sementara itu menonton dan menguping (baik menggunakan kuping sendiri maupun menggunakan "rekaman" kertas "hitam-putih") apalagi menyebarkan "chatting" pribadi, baik secara face to face maupun secara elektronik, yang dapat mengancam privasi mahluk hidup - apa saja siapa saja - di OGT, dapat dikenakan sangsi sesuai pasal In-Tip nomor Duo.
Untung aku belum sampai melakukan pelanggaran itu. Aku secara tidak sengaja barusan mengintip Angsa Putih yang lagi mandi sampai merem-melek seperti gambar di atas! Oh Ratu Angsa dan para leluhur OGT, ampuni rakyatmu ini ya ... semoga tidak ada kutuk dari mu, aku membatin.
Tiba-tiba ... peek a boo ....! Dari arah semak-semak meloncatlah seekor Tupai. Tupai yang satu ini bukan keturunan Puan Maharaja Tupai. Menurut pengakuannya sendiri, dia "cuma" Rakyat di LOGT. Akan tetapi ... dari hasil melacak acak-acak-an (baca: asal-asal-an), sepertinya Tupai ini masih "kerabat" pujanggo ABG.
Nyaris saja aku terlihat oleh si Tupai, tapi aku segera bersembunyi di balik batang rumput air.
Sekonyong-konyong ... terdengar "kwek-kwek-kwek."
Oops! Sedang terjadi pembicaraan pribadi ternyata ... antara si Tupai dan si Maria Mallard, kekasih hatiku. Mereka sedang membicarakan "bisul". Setelah menguping beberapa saat, ternyata mereka sedang membicarakan "Bi Sul" yang tak lain adalah Bibi Sulastri si Angsa Putih yang barusan mandi itu!
"Dengar baik-baik!" bisik Maria.
"Ya ... aku mendengarkan," jawab Tutu Tupai.
"Begini ... aku dengar dari Bi Sul yang masih kerabat dekat Ratu Angsa Putih bahwa di Koloni Angsa ditemukan bom peninggalan Perang Dunia Maia Kedua yang mungkin masih aktif."
"Dimananya?"
"Diantara Koloni mu dan Koloni kami, tepatnya di lahan keluarga pacarku si Dodo Mallard."
"Hah??? Bom?" kata Tutu singkat sambil berpura-pura terkejut.
Masalahnya bukan cuma sekali itu Tutu mendengar kata "BOM" dari mulut Maria. Tutu ternyata memang sudah beberapa kali dicurhati oleh Maria tentang "bom," tentang "lahan ambles" dan cerita-cerita sejenisnya.
Padahal menurut Dodo Mallard hal itu merupakan urusan Dalam Negeri Koloni Mallard dan demi pertahanan dan keamanan serta reputasi Old Gum Tree QUEEN-dom, urusan dalam negeri seperti kunjungan pribadi (bukan kunjungan kenegaraan), seperti kunjungan Putra Mahkota Kerajaan Apes baru-baru ini, tak perlu dipublikasikan. Apalagi kegiatan yang dilakukan dalam silahturahmi tersebut, seperti meng-upload "barang" dan menyapa rakyat di Koloni Mallard. Keputusan menteri Dalam Negeri yang memberi izin Putra Mahkota duduk bersanding dengan sang Menteri dapat dimengerti dan tidak perlu dibesar-besarkan. Haha! Yang pasti, kerahasiaan alamat si messenger masih dapat dipertahankan, karena Putra Mahkota menderita cacat mata alias buta, meskipun demikian, beliau tidak buta hati.
"Lalu ... apa pendapat Bi Sul sebagai ambasador di Koloni kalian itu?" tanya Tutu.
"Bi Sul cuma mengatakan bahwa Bi Sul tak akan mampu "memecahkannya" (baca: me-non-aktifkan) bom itu sendirian, makanya dia melemparkan wacana ini ke publik."
Ditemui secara terpisah, Bi Sul bercerita bahwa sebenarnya masih ada beberapa bom sisa perang yang ditemui di Koloni Mallard tepatnya di rumah Gubernur dan dalam satu waktu dapat meledak tanpa ada "seekor" pun yang dapat mencegahnya. Keberadaan bom aktif di OGT ini sudah menjadi buah bibir dunia internasional. Namun ... sepertinya tak ada tanda-tanda bakal ada pertolongan dari para pemerhati dunia Mallard. Dibandingkan dengan huru-hara sebelumnya, tidak banyak ungkapan simpati atas situasi mencekam ini, setidak-tidaknya yang dinyatakan secara publik.
Setelah terdiam beberapa saat, dengan lirih Bi Sul berkata: "Aku mau pamit, bunuh diri di atas batang rumput tua yang sudah mati ini saja."
Apa reaksi penguasa di Koloni Mallard mengenai "rencana" Bi Sul? Can you teach an old dog new tricks?
Seperti yang dikisahkan Dodo Mallard kepada Mbah MD.
Street Art Of Lisbon
-
Lisbon is an open-air gallery, not just for its beautiful tile-covered
façades and the traditional cobblestone designs, but also for its street
art. The...
5 days ago
No comments:
Post a Comment