~ Mbah MD - Old Gum Tree ~
Hari itu, Pohon Bermain terlihat sepi
Arena Penggiatan Baca-Tulis (Apebete) pun kosong-Melompong
Anak-anak yang terdaftar secara resmi di Apebete
Dihimbau untuk mengggunakan haknya
Berpartisipasi memberikan suaranya
Menentukan hidup-mati tiga orang siswa Pohon Bermain
Sudah sedari pagi tadi
Segala tabuh-tabuhan dikumandangkan
Demokrasi masih berdenyut, bergelora dan "bergeol-ria"
Anak-anak Sekolah Internasional
meninggalkan Apebete
Menuju KoBe (Kolam Bening)
Hari itu adalah Hari Eksekusi
Tiga orang siswa,
sebut saja Camar I, Camar II dan Camar III
Yang Budi Pekertinya
Diadu(kan) ke Kepala Sekolah (KS)
Meskipun KS bukanlah
orang yang secara langsung "memutuskan nafas" anak didiknya
yang "nakal" ataupun yang bermasalah,
namun, KS lah yang menentukan opsi
Bagaimana "seharusnya" eksekusi dilakukan
Jumlah dan jenis Opsi (dari Polling) tampaknya "mutlak" ditentukan oleh KS
Tak jelas apakah polling dirancang dan ditinjau kasus per kasus
ataukah tergantung delik aduan teman seperMAIAan
Yang pasti hari itu nasib Tiga Siswa dari Bangsa Camar
Akan ditentukan secara DEMOKRATIS
Akan tetapi, pilihan hukuman
untuk tiap-tiap anak yang akan diadili
berbeda satu sama lain
Mungkinkah … tindakan peng-ADIL-an
yang BERBEDA untuk setiap "pesakitan"
adalah bukti dan wujud dari konsistensi suatu "flexibility"?
Eksekusi Camar I berjalan cukup lancar,
Satu opsi tambahan diselipkan
Pada saat pemilihan sedang berlangsung
Suatu opsi yang cukup mematikan,
ditambahkan secara tak terduga dan "diam-diam"
sesuai dengan hak prerogatif KS
Puas atau tidak puas,
Selama "pembantaian" dilakukan berdasarkan "prosedur"
Dan memenuhi syarat,
Eksekusi wajib dilaksanakan sesuai dengan keputusan mayoritas
RIP Camar I, IP address mu tertera di batu nisanmu
Eksekusi Camar II pun berjalan mulus
Terpidana II ternyata meninggalkan surat wasiat
Tentang keiklasannya mati dengan cara "terhormat"
RIP Camar II, ternyata engkau memiliki dua nyawa
Satu mati, satunya lagi bangkit
Tidak menjadi masalah
Selama Page View nya kembali ke "normal"
Eksekusi Camar III cukup mengundang kontroversi
Kalau dua Camar pendahulu terkena suntik mati,
Camar III hanya disuntik "koma"
Mungkin ... komentar-komentar Camar III yang cukup argumentatif, jujur dan to the point yang menyelamatkannya dari "kematian"
Mungkin juga karena polling yang (sengaja) didesain sedemikian rupa sehingga Camar III masih berhak duduk di Pohon Bermain
Ketika eksekusi selesai dilaksanakan
Seorang Nenek Berambut Silver yang hanya berbicara
tentang apa yang diketahuinya saja
Bertanya kepada seorang Siswa yang berdiri disampingnya
"Mungkinkah sebaiknya Polling Eksekusi dibakukan?"
Si Entong (anak itu), tersenyum getir,
"Tak ada masalah apakah polling nya dibakukan atau tidak, Nek" jawabnya pelan.
"Bukankah tujuan awal pengadaan polling adalah untuk lucu-lucuan?" sambungnya lagi ... kali ini dengan seukir senyum di salah satu sudut bibirnya.
Street Art Of Lisbon
-
Lisbon is an open-air gallery, not just for its beautiful tile-covered
façades and the traditional cobblestone designs, but also for its street
art. The...
3 days ago
2 comments:
Aye sih sampe saat ini kagak abis pikir,cuman gara-gara dunia maya bisa gontok-gontok-an di bawa terlalu serius,sampae ketemu aja belum muncul dendam pribadi...
Yang Aye kagak ngerti lagi ye Mbah...biar kate didunia maya,kalau sudah kenal lewat email terus jadi berteman,kok Aye sih gak abis pikir kalau suka saling forward email..teman dunia maya di forward lagi ke teman lain,bukan kah yng namanya email itu biar isinya cuman biasa aja sekedar"say hello" atau juga mungkin "say sialan" Hahaha..tidak baik memforward nya email tersebut ke teman-temannya,mangkanya aye sih setuju ama prinsip Mbah yang gak mau kontak lebih lanjut apalagi sampe email-email..cukup kenal kek gitu semua serba "gelap" keknya lebih asyik..gitu aje unek-unek aye tentang ke adaan disono-no..salam gimana kabar nya Mbah..sehat? udah lama juga gak mampir sakit flu ampe ade kali 10 hari.
iya , Mbah kemana , ngga sakit juga kan ?
Post a Comment